Japa merupakan pengulangan mantra atau naama apapun dengan bhava atau
perasaan. Japa melenyapkan ketidak sucianpikiran, memusnahkan dosa-dosa
dan membawa para bhakta berhadapan dengan Tuhan. Setiap naama berisi kekuatan yang tak terbatas. Sebagaimana api yang mempunyai kekuatan membakar, demikian juga naama Tuhan
mempunyai kekuatan membakar dosa-dosa dan keinginan. Lebih manis dari
segala yang manis, lebih berguna dari segala benda yang berguna, lebih
murni dari segala benda yang murni adalan naama Tuhan.
Untuk memulai latihan berjapa, hendaknya terlebih dahulu
mempersiapkan tempat yang bersih dan sunyi serta jauh dari jngkauan
anak-anak dan binatang agar tidak terganggu dalam melakukan latihan dan
lebih mudah untuk berkonsentrasi. Untuk japa mala bisa digunakan mala
yang terbuat dari bahan biji rudraksa, cendana, atau kayu tulasi yang
berjumlah 108 biji.
Duduklah dengan sikap siddhasana. Tempatkan kedua tangan didepan dada
dengan sikap tangan anjali, kemudian ucapkan pranawa “OM (AUM)”
sebanyak tujuh kali ditujukan kepada tujuh cakra yang terdapat dalam
tubuh kemudian dilanjutkan dengan pengucapan Gayatri Mantram satu kali.
Ambilah japa dengan tangan kanan, posisi japa dipegang dengan
menggunakan ibu jari dan jari tengah. Jari telunjuk digunakan untuk
menggerakan satu persatu biji mala menuju ibu jari. Posisi tangan saat
memegang japa mala diletakan diatas lutut kaki kanan, sedangkan tangan
kiri diletakan diatas pangkuan. Ini menunjukan sikap seorang siddha.
Putarlah biji mala sambil mengucapkan japa mantra yang dipilih atau
sesuai dengan sampradaya atau garis perguruan. Mula-mula ucapkan dengan
keras hingga lembut, hingga mantra itu menyatu dengan batin (diucapkan
dalam hati saja). Putarlah japa satu laksa, jika sudah pada biji
terakhir, janganlah melewati meru pada japa, melainkan lakukan putaran
dengan membalik posisi mala.
Untuk mengakhiri latihan berjapa, hendaknya selalu ditutup dengan
pengucapan mantra Guru Puja yang dilanjutkan dengan santhi mantra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar