Minggu, 06 Juli 2014

Dosa dan tingkatan Dosa

Seseorang yang menginginkan suami orang, harta benda orang lain, uang orang lain dan mereka yang ingin mencelakai orang—adalah pendosa psikologi atau mental. Membicarakan orang lain dan menggosip adalah dosa karena lidah. Memakan makanan yang tidak baik (tidak suci, hal yang terlarang), yang membuat orang lain sakit, melakukan perbuatan tidak baik, mencuri adalah dosa tubuh. Ini adalah dosa yang tertinggu (maha papa). Benci kepada Tuhan adalah dosa yang terdalam. Memberikan sedekah pada mereka yang tidak berhak mendapatkannya, yang tidak baik, membaca buku yang dilarang—tinggal dirumah yang tidak disucikan oleh ‘vaastu’ (cara membangun yang benar) dan pemujaan yang tepat – tidak pernah berderma adalah dosa. Membunuh Brahmana, meminum minuman keras, mencuri emas, menggoda istri guru- berteman dengan orang jahat, membuat orang menjadi pendosa besar (maha papi). Menghina orang yang baik, mencuri uang para dewa (patung di kuil), menghasilkan uang dengan cara yang tidak benar, tidak melakukan upacara, membunuh orang yang tidak berbahaya, binatang yang tidak buas, juga adalah dosa. Demikian juga melukai atau menganiaya Brahmana, memenuhi keinginan  indra, perzinahan, pelecehan seksual pada wanita adalah dosa yang lainnya.
            Seorang kakak yang membiarkan adiknya menikah terlebih dahulu akan disebut sebagai parivitti. Sebuah yajna dengan adanya kakak yang seperti itu adalah dosa. Menikahkan perawan pada orang yang seperti itu adalah dosa. Meninggalkan dharma, kewajiban, mengikuti dharma orang lain, mencoba untuk belajar obat-obatan tanpa pengetahuan yang cukup, melakukan ilmu hitam, menghancurkan sebuah taman, menghina tamu, kikir, menganiaya orang yang lebih lemah semuanya adalah dosa. Membantu, menolong dan melakukan kebaikan adalah punia atau pahala. Diantara dosa itu, yang paling berat adalah dosa perzinahan (perselingkuhan). Bagi mereka yang diketahui melakukannya akan dihukum oleh raja, tetapi bagi mereka yang tidak ketahuan maka akan dihukum oleh Dewa Yama sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar