Ketika Dewa Siwa datang dan hampir akan masuk, anak ini menghentikannya
dan mengatakan bahwa tanpa ijin Dewi Parwati tidak ada yang boleh
masuk. Pertarungan terjadi. Pengikut Dewa Siwa tidak bisa mengalahkan
anak ini. Tiga kali mereka berusaha masuk tetapi tiga kali pula mereka
gagal.
Dewi Parwati mengetahui hal ini, merasa senang. Iapun memberitahu anak ini untuk tetap melakukan tugasnya.
Dewa Siwa tidak ingin berkompromi. Brahma datang dan meminta anak ini
jangan sampai terpengaruh. Mungkin anak ini berpikir bahwa ia juga
adalah bagian dari para gana dan iapun menarik kumis dan jenggot Brahma.
Dewa Brahma, mengatakan bahwa ia adalah seorang brahmana dan tidak akan
melawannnya, iapun kembali kekediamannya.
Tidak ada yang bisa mengalahkannya kecuali Kartikeya. Dewa Wisnu merasa
bahwa tulangnya telah patah karena pukulan Ganapati. Doa pada dewa
Siwapun diucapkan. Dewa mengangkat trisulanya dan mengarahkannya pada
leher anak itu. Kepala anak itu terpenggal dan dibawa kehadapan Dewa
Siwa.
Dewi Parwati sangatlah marah. Dari kemarahannya itu muncullah kekuatan
yang amat dahsyat. Karati, Kubjuka, Kanza, Lambhashirsha dan yang
lainnya. Bahkan Dewa Siwa sendiri sangatlah terkejut. Ia hanya melihat
saja tapa melakukan apapun. Para bidadari dan juga para dewa memohon pada Dewi Parwati. Para
rsi dan orang suci yang dipimpin oleh Narada menghadapnya. Rajajeshwari
tetap bersikeras bahwa putranya harus dihidupkan kembali. Ia mengatakan
pada Siwa bahwa ia tidak akan menarik Shakteya gananya.
Dewa Siwa menyerah. Ia mengirimkan gananya untuk pergi ke utara dan
mengambil kepala binatang apapun yang bisa mereka peroleh. Sementara itu
tubuh anak tanpa kepala itu telah dimandikan dan dihias dengan
perhiasan dan juga diwangikan dengan parfum. Dengan cepat para gana
kembali dengan kepala gajah dan mereka memasngkannya pada tubuh anak
itu. Para bidadari dan para dewa berdoa
agar sinar dewa menyatukan kepala gajah dan tubuh anak itu. Dewa Siwa
menjawab doa itu. Ganapati hidup dengan kepala gajah. Anak ini bercahaya
kemerahan. Ibu Mulia sangat bahagia. Ia bahagia karena putranya telah
hidup kembali walaupun hanya dengan kepala seekor gajah. Ia telah puas
dan dunia kembali aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar