Minggu, 06 Juli 2014

Munculnya Ganapati

Suatu hari saat Dewi Parwati sedang mandi, Dewa Siwa tiba-tiba masuk. Dewi Parwati merasa malu, ia berhenti mandi dan segera menuju ke peraduannya. Pengawal pribadinya Jaya dan Wijaya mengatakan bahwa mereka tidak bisa menghentikan Dewa Siwa karena mereka hanyalah pelayan. Akan lebih baik menurut mereka jika Dewi Parwati memiliki penjaga sendiri layaknya Siwagana. Jika ia memiliki pengawal pribadi, ia bisa menghentikan Dewa Siwa. Jika Dewa Siwa adalah raja, maka Dewi Parwati adalah ratu. Mendengar hal ini, Dewi Parwati menggosok kotoran dari tubuhnya dan dalam sekejap ia membuat figur maskulin dan menghidupkannya. Saat itu juga seorang anak laki-laki yang gemuk dan lucu muncul. Ia memberkatinya dan menyuruhnya menjaga pintu. Anak itu menjaga pintu.
            Ketika Dewa Siwa datang dan hampir akan masuk, anak ini menghentikannya dan mengatakan bahwa tanpa ijin Dewi Parwati tidak ada yang boleh masuk. Pertarungan terjadi. Pengikut Dewa Siwa tidak bisa mengalahkan anak ini. Tiga kali mereka berusaha masuk tetapi tiga kali pula mereka gagal.
            Dewi Parwati mengetahui hal ini, merasa senang. Iapun memberitahu anak ini untuk tetap melakukan tugasnya.
            Dewa Siwa tidak ingin berkompromi. Brahma datang dan meminta anak ini jangan sampai terpengaruh. Mungkin anak ini berpikir bahwa ia juga adalah bagian dari para gana dan iapun menarik kumis dan jenggot Brahma. Dewa Brahma, mengatakan bahwa ia adalah seorang brahmana dan tidak akan melawannnya, iapun kembali kekediamannya.
            Tidak ada yang bisa mengalahkannya kecuali Kartikeya. Dewa Wisnu merasa bahwa tulangnya telah patah karena pukulan Ganapati. Doa pada dewa Siwapun diucapkan. Dewa mengangkat trisulanya dan mengarahkannya pada leher anak itu. Kepala anak itu terpenggal dan dibawa kehadapan Dewa Siwa.
            Dewi Parwati sangatlah marah. Dari kemarahannya itu muncullah kekuatan yang amat dahsyat. Karati, Kubjuka, Kanza, Lambhashirsha dan yang lainnya. Bahkan Dewa Siwa sendiri sangatlah terkejut. Ia hanya melihat saja tapa melakukan apapun. Para bidadari dan juga para dewa memohon pada Dewi Parwati. Para rsi dan orang suci yang dipimpin oleh Narada menghadapnya. Rajajeshwari tetap bersikeras bahwa putranya harus dihidupkan kembali. Ia mengatakan pada Siwa bahwa ia tidak akan menarik Shakteya gananya.
            Dewa Siwa menyerah. Ia mengirimkan gananya untuk pergi ke utara dan mengambil kepala binatang apapun yang bisa mereka peroleh. Sementara itu tubuh anak tanpa kepala itu telah dimandikan dan dihias dengan perhiasan dan juga diwangikan dengan parfum. Dengan cepat para gana kembali dengan kepala gajah dan mereka memasngkannya pada tubuh anak itu. Para bidadari dan para dewa berdoa agar sinar dewa menyatukan kepala gajah dan tubuh anak itu. Dewa Siwa menjawab doa itu. Ganapati hidup dengan kepala gajah. Anak ini bercahaya kemerahan. Ibu Mulia sangat bahagia. Ia bahagia karena putranya telah hidup kembali walaupun hanya dengan kepala seekor gajah. Ia telah puas dan dunia kembali aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar