
Brahmana itu tiba disebuah tempat yang bernama Pratishthana Pura. Disana ia jatuh sakit. Ia merasa bahwa ajalnya akan tiba. Ia berlindung di sebuah kuil Dewa Siwa. Ia berbaring dan tak mampu bergerak. Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mendengarkan Purana dan juga wacana keagamaan di tempat itu. Wacana dan pravachana ini berakhir pada saat nafas terakhirnya terhembus.
Utusan Dewa Kematian (Yama) datang menjemput arwah (prana) brahmana itu menuju ke tempat mereka. Namun dihalangi oleh utusan Siwa, Siwaduta. Utusan Yama membebaskan brahmana yang berdosa, Dewaraja. Tetapi kemudian utusan Dewa Siwa mengatakan apapun yang ia lakukan dalam hidup dan bagaimana caranya ia hidup terdahulu, pada hari –hari terakhirnya hidup ia telah mendengarkan Siwa Purana yang menghapus semua dosanya hingga bersih. Setelah berkata seperti itu, mereka membawa arwah brahmana itu ke Kailasa, kediaman Dewa Siwa.
Dharma (nama lain Yama) ketika ditanyai oleh pelayannya mengenai kejadian itu menjelaskan, begitulah keagungan Dewa Siwa dan berkah seperti itulah yang diberikan pada orang yang telah mendengarkan Siwa Purana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar