Sindu : habis bertanam bro….
Slim : berapa hektar ?
Sindu : nanem mayat maksudnya he he he
Slim : hadohhh,,,kirain kerja bakti nanem pohon. Kemarin soalnya kamu
pernah cerita kalau merawat Alam adalah salah satu point untuk berbhakti
pada Tuhan. Trus ngapain mayat di tanam bro ? kan biasanya di bakar ?
Sindu : beberapa daerah punya tradisi kalau mayat memang harus di tanam, beberapa lagi punya tradisi di bakar.
Slim : rasanya ngeri bro kalau di bakar . kayak kurang manusiawi
gitu,,,,,kalau ngelihat manusia terbakar ….wow serem……kalau lihat Ayam
bakar wow enak,,,,,apalagi lihat Anisa Bakar …….wow gak tahan,,,,
Sindu : itu bukan Anisa Bakar bro,,,,Anisa Bahar,,,,”buka dikit
Jos”…..sekarang pikiranmu aku buka dikit,,,,Biar gak jadi Abu Bakar
yang ada di penjara itu,,,,,ha ha ha ,,,,kalau sudah menjadi mayat, gak
teriak,,gak ngerasa sakit,,, kok kurang manusiawi ? ah kamu terlalu
lebay,,,,yang gak manusiawi itu, bakar manusia di medan perang yang spt
ISIS lakukan.
Slim : ngomong2 kenapa bisa ada bakar2an mayat ?
kalau di keyakinanku cukup di tanam aja. Karena dalam kitab suciku
tertulis, kalau tubuh manusia berasal dari tanah. Sehingga kalau kita
kembalikan ke tanah kan tepat bro….
Sindu : ha ha ha,,,,apakah tubuh
kita cuma berasal dari tanah doang ? gak ada unsur yang lainnya ?
kenapa ada panas dalam tubuh ? kenapa dalam tubuh ada air ? hayooo
katanya kitabmu paling sempurna dan paling lengkap. coba jelaskan ke
Aku!
Slim : Dalam kitabku hanya tertulis itu saja bro,,,ya aku harus yakini itu aja. Menurutmu gimana Bro ?
Sindu : Konsep Kyakinan dalam Hindu itu gini bro….Alam semesta / alam
besar = Alam kecil/ tubuh kita. Apapun yang ada di alam besar, di alam
kecil juga ada. Karena terbuat dari 5 unsur yang sama. 5 unsur yang sama
itu disebut dengan Panca Maha Butha. Ketika Tuhan mulai menciptakan
manusia, maka unsur-unsur Panca Mahabhuta yang ada di alam semesta
digunakan sebagai bahan, sehingga sekarang kita mengenal Panca Mahabhuta
di Bhuwana Alit (tubuh manusia), yaitu:
1. Pertiwi /tanah untuk menjadi tulang dan daging
2. Apah/Air untuk menjadi darah, kencing dan air kelenjar
3. Bayu/Udara untuk menjadi oksigin di paru-paru
4. Teja/Api untuk menjadi suhu badan dan sinar mata
5. Akasa/ruang untuk menjadi urat syaraf, rambut, kuku dan 9 lobang
dalam tubuh manusia (telinga 2, mata 2, hidung 2, mulut, dubur, kelamin)
Sebagai akibat hubungan kelamin suami-istri maka terjadi pembuahan.
Segera setelah terjadi pembuahan, maka roh/ atma ‘turun ke bumi’ dan
menjadi embrio. Embrio ini adalah panca mahabhuta yang ‘dipinjamkan’
kepada si-roh. Embrio ini kemudian tumbuh dan berkembang dalam kandungan
ibu makin lama makin sempurna kemudian menjadi bayi. Setelah lahir dan
tumbuh – dewasa – tua akhirnya manusia meninggal dunia. Di saat ini roh
tidak lagi membutuhkan badan/ panca mahabhuta, maka ‘pinjaman kepada
Tuhan berwujud tubuh (yang sekarang sudah menjadi mayat)’ harus
dikembalikan kepada Tuhan dengan terhormat dan baik-baik.
Slim: oh tubuh ini ada unsur apinya toh ?
Sindu : emang kalau kamu punya motor, gak ada api bisa jalan ? he he he
,,,,,kalau mayat di tanam, unsur2 dalam tubuh lebih lama terurai. Kalau
dengan di bakar, tentu proses kembalinya unsur2 itu lebih cepat. Jadi
mau di tanam atau di bakar , itu cuma pilihan saja. Ada kok di Bali di
Desa Trunyan, mayat cuma diletakan saja di bawah pohon. Semua hal spt
itu tergantung kepercayaan kita masing-masing.
Slim : aku sering
dengar Bro, kalau biaya bakar mayat atau ngaben itu lumayan besar
ya,,,bisa habis puluhan bahkan ratusan juta. Kenapa bisa berbeda-beda
itu bro ?
Sindu : betul…yang ngabisin 30 juta ada, yang 50 juta ada, yang 100 juta ada, yang 2 juta juga ada,,,
Slim : kok bisa beda-beda gitu ? jangan2 beda harga, beda juga nanti
roh itu tempatnya di alam sana ? misalnya yg ngabisin biaya 100 juta ,
nanti rohnya tinggal di VIP Class. Yang cuma ngabisin biaya 2 juta
nanti tinggal di Ekonomi / standar class. hehe he he,,,,bisa gitu kan
?????
Sindu : Sebelumnya aku mau ganti dulu istilah roh dengan
atman. Karena berbeda pengertian bro….roh berasal dari kata Ibrani
ru’ah,,,yang artinya nafas/ udara/tenaga. Kalau dalam Hindu itu disebut
dengan “Prana” kalau orang China menyebutnya dengan Chi. . Sedangkan
Atman berarti sang Jiwa. Sang Jiwa yang ada dalam mahluk disebut dengan
Jiwatman. Yang paling menentkan perjalanan dari sang atman itu adalah
karma/ perbuatan. Ada beberapa maksud dan tujuan dilaksakan upacara
ngaben tersebut. Pertama , tujuannya adalah mengembalikan Panca Maha
Butha tersebut ke alam besar. Tujuan ke dua adalah sebuah pengharapan,
agar yang meninggal mendapatkan tempat yang terbaik atau berreinkarnasi
di tempat yang lebih baik. Dan tujuan ke tiga adalah sebagai ucapan
trima kasih atas jasa-jasa yang telah dilakukan selama orang tersebut
masih hidup. Perjalanan sang Atman yang paling menentukan adalah
perbuatannya selama masih hidup. Kalau seandainya upacara yang paling
menentukan perjalanan sang atman, tentu para koruptorlah yang akan
mendapatkan tempat yang terbaik di alam sana. Karena para koruptor punya
uang banyak untuk membuat upacara yang besar.
Slim : trus, kenapa biaya2 itu bisa beda2 ?
Sindu : besar kecilnya upacara disebabkan beberapa hal sebagai berikut.
Pertama ;Status sosial. Dimana orang yang memiliki kekayaan lebih,
biasanya mengambil upacara yang lebih besar. Pola pikir mereka adalah
punya banyak berarti harus beryadnya juga banyak disamping itu adalah
jaga gengsi. Apalagi kalau merasa diri soroh tertentu. Kedua;
Brahmana-bisnis. Mereka di atur oleh sang Brahmana yang punya
kepentingan bisnis agar berupacara besar. Pola pikir mereka adalah apa
yang dikatakan para Brahmana adalah kebenaran 100%. Yang terjadi adalah
golongan yang kurang mampu akan memaksakan dirinya untuk berupacara
besar dengan cara berhutang. Ketiga ; Upacara ngaben digunakan sebagai
dalih untuk jual warisan. Pola pikir mereka adalah jual warisan 500
juta, biaya ngaben 50 juta,,,susuk dpt 450 juta. Ke empat; adalah
ketidaktauan masyarakat tentang upacara Nista, Madya, Utama serta adanya
solusi ngaben masal. Pola pikir mereka, nista artinya jelek, padahal
nista artinya inti atau pokok. Sehingga Yadnya yang dilakukan sering
diluar batas kemampuan. Kelima; orang pikirannya terpatok pada upacara
yang besar akan membuat sang atman mendapatkan tempat yang lebih baik.
Pola pikir mereka upacara inilah satu2nya yang dapat membuat sang atman
mendapatkan tempat terbaik.
Slim : nah,,,,kalau aku nanti
mati,,,,seadainya tidak di aben, apakah aku bisa berinakrnasi lebih baik
lagi dari sekarang ? atau bisakah aku mendapatkan tempat yang baik di
alam sana ?
Sindu : karena kamu keyakinannya beda dengan aku,
jelas gak diaben lah…..ada milyaran manusia di dunia ini yang meninggal
tidak di aben. Berarti apakah milyaran orang tersebut tidak akan
mendapatkan tempat yang baik di alam sana ???? tidak
----tidak---tidak,,,,,sekali lagi aku katakana yang menentukan itu semua
adalah tindakanmu kawan,,,,apa yang kau tanam itulah yang kau petik.
Dan upacara ngaben adalah bentuk dari tradisi dan budayaku yang harus
aku jalankan sebagai upaya menghomati tradisi leluhur yang sudah turun
temurun agar tidak kehilangan jati diri.
Slim : Bro apa sih syarat-sarat orang beryadnya ?
Sindu : Pertama ; harus mengerti tujuan dan makna dari yadnya yang akan
kamu jalankan. Tanpa mengerti makna, upacara itu sia-sia bagaikan debu
tak berarti. Kedua; harus memahami kemampuan. Keinginan boleh besar,
tapi sesuaikan dengan kemampuan. Ada banyak jalan. Ketiga ; situasi dan
kondisi. Kalau kondisi lingkungan kita banyak pekerja kantoran/ buruh,
jangan paksakan gotong –royong berhari-hari. Kasian saudara kita kalah
bersaing di dunia kerja. Yang ke empat : Sesuai Sastra. Jika seseorang
melakukan upacara kecil dan tidak melanggar sastra, kita tidak boleh
meributkan upacara tersebut. Lebih baik kecil tapi bermakna ketimbang
besar tapi kabur secara makna dan tujuan. Dasar dari Yadnya itu adalah
keiklasan,,,,
Slim : kalau sudah di bakar, berarti kita tidak perlu nyekar ke kuburan lagi yo???
Sindu : jika tubuh sudah kembali ke masing-masing unsur, untuk apalagi
nyekar ke kuburan ? toh juga atma sudah di stanakan di Merajan
masing-masing. Kuburan orang Hindu hemat tempat bro,,,maaf gak ada
istilah kuburan penuh. ingat,,,tanah makin lama makin mahal,,,, nanti
pas kamu meninggal bisa jadi lubang kuruburanmu bernilai 1 milyar,,,,ha
ha ha ha. Dan kamu harus perlu buatkan sertifikat agar tidak di gali
oleh orang lain,,,,,,ha haha ha
Slim : tapi jujur saja, semakin banyak orang Bali melakukan ngaben, aku semakin senang,,,
Sindu : kok bisa bro ?
Slim : daganganku makin larisssss,,,,,semua bahan upacara yang berasal
dari daerahku jadi larisssss,,,,dan semua saudaraku yang berjualan di
kuburan saat upacara larisssssss manissssssss,,,,,
Sindu : ha ha ha
ha kan saling menguntungkan lah,,,,,,pariwisataku juga jadi larisssssss
asal jangan beryadnya melebihi kemampuan dan ujung-ujungnya
nangissssssssssss…..sampai jumpa,,,,,
Slim : Pagi Bro,,,,datang dari mana ini ramai-ramai ?
Semoga bermanfaat.
Sumber : Robert Kusuma - BANGKITNYA HINDU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar