Senin, 20 Juli 2015

DIAGAMA MANAKAH ADA AJARAN KASTA ?

Slim : Bro….kamu udah tau kan, kalau aku ini adalah pendatang baru di pulau Dewata . Jadi aku mau minta saran dari kamu gimana aku harus bersikap pada masyarakat di pulau ini. Maksudnya aku dengar di pulau ini ada istilah kasta. Biar aku tidak sembarang bicara.
Kris : Ya Bro Sindu,,,,,kitorang juga dari Timor sana,,,,,biar kita juga tau bagaimana kita jaga sikap.
Sindu : he he he dimana tanah dipijak disana langit dijunjung….itu aja rumusnya.
Kris : Tanah yang dipijak sih aku ngerti bro,,,,yang aku gak ngerti gimana langit itu dijunjung ?
Slim : Ya Bro…di Bali kan ada banyak kasta, ceritakan padaku dari kasta terendah sampai kasta tertinggi.
Sindu : kasta yang terendah adalah orang-orang yang merusak dan tidak menjaga Pulau Bali ini dengan Baik. Sedangkan kasta tertinggi adalah orang yang bener2 bertindak untuk menjaga pulau ini baik dari segi budaya, agama dan alamnya. Kalau kalian ikut menjaga Bali, berarti kalian masuk kasta tertinggi. Ha ha ha
Kris : he he he ,,,,bukan itu yang kita maksud, di Bali ini kan ada kasta Ida Bagus, ada Kasta Dewa, ada Kasta Gusti ada kasta Jabo dan apalagi yah? pokoknya gitu deh. Kemarin ada karyawan Tokoku katanya ia berkasta, karena ia malas, aku bentak sedikit,,,,eh malah dia marah,,,,katanya tidak boleh berkata keras pada orang yang berkasta. ….akhirnya aku bicara pelan sekali,,,,,,aku bilang “ hari ini kamu aku pecat ya”…..
Slim : Katanya agama Hindu itu universal dan untuk semua orang, lalu kenapa agama Hindu menciptakan perbedaan atau sekat-sekat itu ? Bahkan aku dengar, hanya kasta Brahmana yang boleh tau Kitab Suci.
Kris : aku orang Timor, seandainya aku mau masuk Hindu, Aku ditempatkan di kasta apa bro ? Kalau aku dikasi masuk di kasta tertinggi, mungkin aku pertimbangkan ,,,he he he he,,,,, Ngomong-ngomong kastamu apa Sindu ?
Sindu : Aku tidak punya kasta Bro….
Slim : berarti kamu orang jabo atau Sudra ya kawan ???
Sindu : he he he,,,,dalam keyakinanku tidak mengenal kasta Bro,,,,kasta itu berasal dari Bahasa Portugal yaitu Caste yang artinya sekat,tembok atau pemisah berdasarkan kelahiran.Sedangkan kitab suciku banyak menggunakan bahasa Sansekerta. Kata Kasta dalam bahasa Sansekerta berarti Kayu. Yang ada dalam Weda adalah Varna/ Warna/ colour. Ada 4 warna sehingga disebut dengan Catur Varna. Warna yang dimaksud adalah profesi. Jadi ada 4 porfesi menurut Weda. Warna Brahmana adalah orang-orang yang memfokuskan hidupnya untuk masalah spiritual. Warna Ksatriya adalah orang yang memfokuskan hidupnya dibidang pemerintahan. Warna Wesya adalah orang yang memfokuskan hidupnya pada dunia perdagangan. Dan Warna Sudra adalah orang-orang yang memfokuskan dirinya untuk melayani dari ketiga warna di atas itu.
Kris : Jadi kasian sekali karyawan yang aku pecat itu, saat ini ia tidak punya warna lagi, alias pengangguran. ha ha ha…
Slim : Tujuan diciptakan Catur Warna dalam Weda itu apa bro Sindu? Apakah bener Weda hanya untuk golongan tertentu saja. Misalnya hanya orang Brahmana saja ?
Sindu : Profesionalitas Bro,,,,agar setiap orang bisa bertanggung jawab dan sungguh2 mengerjakan profesinya. Tidak benar Weda hanya untuk golongan tertentu. Ini Ayatnya : Yajurveda XXVI.2 menyatakan bahwa hendaknya ajaran suci Veda ini disampaikan kepada seluruh umat manusia, kepada Brahmana, Ksatria, Vaisya, Sudra bahkan kepada orang asing sekalipun.
Kris : kalau gitu warnaku berubah setiap sekian jam bro. Pagi aku cuci mobil sendiri karena tak ada pembantu. Berarti aku Sudra. Siangnya aku pergi ke toko. Berarti siangnya aku jadi Wesya. Pulang dari Toko aku menjalankan tugasku sebagai kepala lingkungan di wilayahku. aku jadi Ksatriya. Kalau malam aku baca kitab suci. Jadi malamnya aku sebagai Brahmana,,,,xi,,,xi,,xi,,xi,,xi,,,,
Slim : wakakakakakka,,,pantesan juga kulitmu kaya bunglon. belang-belang gitu bro….
Slim : Aku pernah baca di Internet, katanya kalau ada seorang Sudra yang baca kitab suci, nanti telinganya akan di cor dengan timah panas. Bener gak itu bro ?
Sindu : Ha ha ha…aku tidak tau entah apa maksud dari orang-orang memelintir ayat atau sloka-sloka dalam Veda. Sloka itu aslinya berbunyi spt ini : “Wedam upa srnwatas trapu jatubhyam srotra prati purana udaharane jihwac chedo dharane sarira bheda asana sayana wak
pathisu sama prepsur dandyah satam”
(Gotama Smerti; 12)
arti:
“Bagi warna sudra (para pekerja) yang ingin mempelajari Weda,
supaya berhasil dengan baik yakni dengan mendekatkan pendengarannya mulai dari awal pengertian-pengertian,
bahasa dan ucapannya dengan menutup pengaruh dari luar,
badan duduk dengan tenang (asana) ditempat belajar dan ucapan diulang-ulang terus menerus sampai akhir.”
Ngomong2 Ada sebuah kasta yang bener-bener menjadi cita-citaku dari dulu…
Kris : Kok kasta bisa jadi cita-cita ??? Kasta apa sih itu Bro Sindu???
Sindu : Kasta “Anak Sane Meduwe Jinah Akeh”. Artinya kasta seseorang yang punya uang banyak….ha ha ha ha .
Slim : kalau itu sih cita-citaku juga bro,,,,, Kalau gitu jelaskan asal-usul istilah kasta itu di Bali!
Sindu : Aku akan berusaha jelaskan asal-usul kata kasta tersebut. Topik yang kita bicarakan adalah topic yang sangat rentan. Tapi wajib untuk diketahui. Jadi aku akan berusaha hati-hati menjelaskan hal ini. Mula-mula di Jawa tatanan masyarakat masih murni menurut Weda yaitu tatanan menurut profesi atau “Warna”.Ketika Majapahit hendak meluaskan kerajaan dengan cita-cita menyatukan Nusantara yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya Gajahmada, maka Majapahit menundukkan Kerajaan Bali Dwipa pada abad ke-13. Para Orang-orang Majapahit membawa serta kaum elit untuk memimpin di Bali Dwipa. Kaum elit itu dinamakan Triwangsa, yaitu Brahmana, Kesatria, dan Wesya. Semua penduduk Bali-asli yang dijajah, dikelompokkan sebagai Wangsa Sudra. Tujuan politik Gajahmada adalah agar kaum Bali-asli tidak bisa eksis, sehingga kelanggengan pemerintahan Majapahit dapat berlanjut terus. Politik ini adalah bagaimana memanfaatkan ketidak tauan masyarakat akan ajaran agamanya sendiri.
Slim : kenapa juga di India hampir sama dengan di Bali ?
Sindu : Di India juga sama, catur Warna yang ada dalam Weda diplesetkan oleh Bangsa Inggris yang menjajah India di kala itu abad ke XVII (1605) . Orang-orang yang dekat dengan Pemerintahan Inggris dimasukan ke dalam Tri Wangsa dan orang umum bahkan yang tidak patuh terhadap pemerintahan Inggris disebut dengan Wangsa Sudra. Semuanya itu bertujuan politik untuk memecah belah kekuatan bangsa India di kala itu. Munculah politik bahwa hanya kaum Brahmana dan keturunannya saja yang dapat mempelajari Weda. Tujuannya adalah agar orang-orang yang dianggap sudra tidak memahami ajaran yang sebenarnya.
Kris : apakah itu wangsa ?
Sindu : Wangsa artinya keturunan. Karena dulunya belum mengenal istilah kasta, Jadi isitlah inilah yang di gunakan untuk mengetahui asal usul dari keturunan. wangsa=> atau soroh sama sperti clan atau marga seperti pada suku batak yaitu di ambil dari garis keturunan sedarah,yg bersifat difrensiasi sosial,yg tidak ada klas2 secara vertikal,tidak ada klas tinggi dan klas rendah,
Slim : Adanya nama Anak Agung, I Gusti ,Ida Bagus, I Dewa , I Gede Pasek, apakah berasal dari politik Majapahit itu ?
Sindu : saya kira kemungkinan besarnya adalah Ya. Keturunan dari Warna Brahmana pada umumnya bergelar Ida Bagus, Keturunan dari Ksatriya umumnya bergelar I Gusti atau I Dewa. Keturunan dari Wesya umamnya bergelar Pande, dan keturunan dari Warna Sudra tanpa gelar. Raja-raja Bali jaman dahulu bisa menaikkan (Wisuda) dan menurunkan (Petita)gelar seseorang atau keluarganya, berdasarkan jasa atau kesalahan yang dilakukan oleh yang bersangkutan kepada raja. Perobahan wangsa juga terjadi karena satu keluarga "nyinebang wangsa" (menyembunyikan marganya).
Kris : kalau sudah tau ajaran yang sebenarnya adalah Catur Warna, yaitu pembagian berdasarkan profesi ,lalu kenapa orang Bali khususnya orang Hindu masih mempertahankan nama-nama gelar itu ?
Sindu : Nama-nama gelar itu yang diberikan oleh leluhur orang bali, bertujuan untuk mengetahui garis keturunan dan tidak melupakan kawitan / asal-usul leluhur dan nama leluhur yang sudah berjasa pada keturunannya. Dengan berjalannya waktu, Umat Hindu khususnya di Bali akan semakin mengerti akan Catur Warna seiring mulainya era perdagangan industry yang menuntut profesionalisme. Catur Warna tidak membahas sekat tentang tinggi rendahnya derajat manusia. Catur Warna juga menegaskan bahwa antara masing-masing Warna / Profesi saling berkaitan. Aku pernah lihat tulisan di mobil Truk “ Gak ada buruh gak ada Boss”.
Slim : kenapa di Hindu kita perlu menyembah leluhur ?
Sindu : karena Tuhan menciptakan kita tidak dengan cara “ sim salabim abra kadabra jadilah manusia”. Tapi beliau menciptakan kita melalui jalan para leluhur itu. Pemujaan terhadap leluhur sujatinya untuk memahami siapa jati diri kita. Orang yang tidak memuja leluhur sangat gampang dipengaruhi oleh budaya luar sehingga sangat gampang ia tercabut dari akar budayanya.
Kris : apakah banyak masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya pemahaman catur warna di masyakat kita ini ?
Sindu : Sudah tentu ya. Pertama adalah memudarnya ajaran Hindu yang bersifat universal. Persatuan orang Hindu pasti akan lemah. Juga masalah perkawinan sering menjadi polemic disebabkan kedua belah pihak merasa berbeda kasta ada yang merasa lebih tinggi ada yang dianggap lebih rendah. Juga sering terjadi masalah ketika ada kematian. Sehingga sulit akan tercapai pemahaman ajaran Tatwam Asi “Aku adalah kamu dan kamu adalah Aku”.
Kris : kalau aku masuk Hindu, berarti aku Warna Wesya. Aku dapat gelar gak ? Kawitan Leluhurku mana ya ???
Sindu : Karena kamu berdagang, ya Wesya. Gelarmu adalah Boss he he he. Kawitan atau leluhurmu tanyakan pada orang tuamu,,,,beliau pasti punya silsilah sehingga kamu punya nama marga.
Slim : yang paling keren dalam agamaku adalah gak ada kasta bro,,,,,jadi gak perlu pusing-pusing mikirin aku lebih tinggi kamu lebih rendah,,,,,,,ayo yang mau ikut silahkan, mumpung lagi promo di bulan ini.
Sindu : Bener gak ada kasta bro ??? perasaan ada bro ….Istilah kafir adalah untuk orang yang berada di luar agamamu. Kafir konotasinya sangat negative dan sangat rendah. Tuhan dalam agamamu seolah-olah sangat membenci kafir ini, padahal beliau sendiri katanya yang ciptakan seluruh manusia di bumi ini. Hanya orang-orang dalam agamamu yg sepertinya di muliakan dan orang kafir sepertinya layak kena musibah,,,,, bukankah itu berarti sekat/ kasta dalam agamamu ???
Slim : he he he kok kamu tau ???
Sindu : Jika saja kafir berarti adalah kebodohan atau kemiskinan, jangankan aku di Hindu, seluruh agama pasti setuju memeranginya. Aku akan angkat pedang ilmu pengetahuan untuk membasmi kebodohan dan kemiskinan itu.
Slim : he he he ,,,tapi bagi ajaranku, kalian berdua kafirnya, dan nanti jadi penghuni neraka.
Sindu : gak apa-apa gak dapat surga. KAfir adalah kaum yang berfikir. Tidak menelan mentah2 isi dari kitab suci. Kan aku dah bilang kemarin. Tujuanku moksa….bukan surga…. Bagiku di Hindu, agama-agama yang lain bukanlah saingan bukan juga menjadi targetku untuk diajak masuk Hindu. Agamaku bukan seperti MLM yang harus cari pengikut dan dapat point kalau sudah mendapatkannya. Juga tidak ada janji-janji akan surga. Semuanya adalah kesadaran. Baik yang ditanam, baikpula yang didapat.
Kris : Bagiku juga kalian berdua adalah domba2 tersesat , gak bisa masuk Surganya Bapa. ,,,,,he he he ada sebuah ayat dalam kitabku menyatakan “Tidak ada keselamatan di luar agamaku”.
Sindu : Jika ada sebuah agama yang berisi ajaran mengekslusifkan diri dan menganggap rendah pemeluk agama lain, sebenarnya agama tersebut sedang mengukuhkan dirinya memiliki ajaran “kasta”. Ayo kita jalan2 mumpung masih suasana hari raya,,,,,
Semoga Bermanfaat
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar