Slim : Bro….kamu udah tau kan, kalau aku ini adalah pendatang baru di
pulau Dewata . Jadi aku mau minta saran dari kamu gimana aku harus
bersikap pada masyarakat di pulau ini. Maksudnya aku dengar di pulau ini
ada istilah kasta. Biar aku tidak sembarang bicara.
Kris : Ya Bro Sindu,,,,,kitorang juga dari Timor sana,,,,,biar kita juga tau bagaimana kita jaga sikap.
Sindu : he he he dimana tanah dipijak disana langit dijunjung….itu aja rumusnya.
Kris : Tanah yang dipijak sih aku ngerti bro,,,,yang aku gak ngerti gimana langit itu dijunjung ?
Slim : Ya Bro…di Bali kan ada banyak kasta, ceritakan padaku dari kasta terendah sampai kasta tertinggi.
Sindu : kasta yang terendah adalah orang-orang yang merusak dan tidak
menjaga Pulau Bali ini dengan Baik. Sedangkan kasta tertinggi adalah
orang yang bener2 bertindak untuk menjaga pulau ini baik dari segi
budaya, agama dan alamnya. Kalau kalian ikut menjaga Bali, berarti
kalian masuk kasta tertinggi. Ha ha ha
Kris : he he he ,,,,bukan
itu yang kita maksud, di Bali ini kan ada kasta Ida Bagus, ada Kasta
Dewa, ada Kasta Gusti ada kasta Jabo dan apalagi yah? pokoknya gitu deh.
Kemarin ada karyawan Tokoku katanya ia berkasta, karena ia malas, aku
bentak sedikit,,,,eh malah dia marah,,,,katanya tidak boleh berkata
keras pada orang yang berkasta. ….akhirnya aku bicara pelan
sekali,,,,,,aku bilang “ hari ini kamu aku pecat ya”…..
Slim :
Katanya agama Hindu itu universal dan untuk semua orang, lalu kenapa
agama Hindu menciptakan perbedaan atau sekat-sekat itu ? Bahkan aku
dengar, hanya kasta Brahmana yang boleh tau Kitab Suci.
Kris : aku
orang Timor, seandainya aku mau masuk Hindu, Aku ditempatkan di kasta
apa bro ? Kalau aku dikasi masuk di kasta tertinggi, mungkin aku
pertimbangkan ,,,he he he he,,,,, Ngomong-ngomong kastamu apa Sindu ?
Sindu : Aku tidak punya kasta Bro….
Slim : berarti kamu orang jabo atau Sudra ya kawan ???
Sindu : he he he,,,,dalam keyakinanku tidak mengenal kasta Bro,,,,kasta
itu berasal dari Bahasa Portugal yaitu Caste yang artinya sekat,tembok
atau pemisah berdasarkan kelahiran.Sedangkan kitab suciku banyak
menggunakan bahasa Sansekerta. Kata Kasta dalam bahasa Sansekerta
berarti Kayu. Yang ada dalam Weda adalah Varna/ Warna/ colour. Ada 4
warna sehingga disebut dengan Catur Varna. Warna yang dimaksud adalah
profesi. Jadi ada 4 porfesi menurut Weda. Warna Brahmana adalah
orang-orang yang memfokuskan hidupnya untuk masalah spiritual. Warna
Ksatriya adalah orang yang memfokuskan hidupnya dibidang pemerintahan.
Warna Wesya adalah orang yang memfokuskan hidupnya pada dunia
perdagangan. Dan Warna Sudra adalah orang-orang yang memfokuskan dirinya
untuk melayani dari ketiga warna di atas itu.
Kris : Jadi kasian sekali karyawan yang aku pecat itu, saat ini ia tidak punya warna lagi, alias pengangguran. ha ha ha…
Slim : Tujuan diciptakan Catur Warna dalam Weda itu apa bro Sindu?
Apakah bener Weda hanya untuk golongan tertentu saja. Misalnya hanya
orang Brahmana saja ?
Sindu : Profesionalitas Bro,,,,agar setiap
orang bisa bertanggung jawab dan sungguh2 mengerjakan profesinya. Tidak
benar Weda hanya untuk golongan tertentu. Ini Ayatnya : Yajurveda
XXVI.2 menyatakan bahwa hendaknya ajaran suci Veda ini disampaikan
kepada seluruh umat manusia, kepada Brahmana, Ksatria, Vaisya, Sudra
bahkan kepada orang asing sekalipun.
Kris : kalau gitu warnaku
berubah setiap sekian jam bro. Pagi aku cuci mobil sendiri karena tak
ada pembantu. Berarti aku Sudra. Siangnya aku pergi ke toko. Berarti
siangnya aku jadi Wesya. Pulang dari Toko aku menjalankan tugasku
sebagai kepala lingkungan di wilayahku. aku jadi Ksatriya. Kalau malam
aku baca kitab suci. Jadi malamnya aku sebagai
Brahmana,,,,xi,,,xi,,xi,,xi,,xi,,,,
Slim : wakakakakakka,,,pantesan juga kulitmu kaya bunglon. belang-belang gitu bro….
Slim : Aku pernah baca di Internet, katanya kalau ada seorang Sudra
yang baca kitab suci, nanti telinganya akan di cor dengan timah panas.
Bener gak itu bro ?
Sindu : Ha ha ha…aku tidak tau entah apa maksud
dari orang-orang memelintir ayat atau sloka-sloka dalam Veda. Sloka itu
aslinya berbunyi spt ini : “Wedam upa srnwatas trapu jatubhyam srotra
prati purana udaharane jihwac chedo dharane sarira bheda asana sayana
wak
pathisu sama prepsur dandyah satam”
(Gotama Smerti; 12)
arti:
“Bagi warna sudra (para pekerja) yang ingin mempelajari Weda,
supaya berhasil dengan baik yakni dengan mendekatkan pendengarannya mulai dari awal pengertian-pengertian,
bahasa dan ucapannya dengan menutup pengaruh dari luar,
badan duduk dengan tenang (asana) ditempat belajar dan ucapan diulang-ulang terus menerus sampai akhir.”
Ngomong2 Ada sebuah kasta yang bener-bener menjadi cita-citaku dari dulu…
Kris : Kok kasta bisa jadi cita-cita ??? Kasta apa sih itu Bro Sindu???
Sindu : Kasta “Anak Sane Meduwe Jinah Akeh”. Artinya kasta seseorang yang punya uang banyak….ha ha ha ha .
Slim : kalau itu sih cita-citaku juga bro,,,,, Kalau gitu jelaskan asal-usul istilah kasta itu di Bali!
Sindu : Aku akan berusaha jelaskan asal-usul kata kasta tersebut. Topik
yang kita bicarakan adalah topic yang sangat rentan. Tapi wajib untuk
diketahui. Jadi aku akan berusaha hati-hati menjelaskan hal ini.
Mula-mula di Jawa tatanan masyarakat masih murni menurut Weda yaitu
tatanan menurut profesi atau “Warna”.Ketika Majapahit hendak meluaskan
kerajaan dengan cita-cita menyatukan Nusantara yang terkenal dengan
Sumpah Palapa-nya Gajahmada, maka Majapahit menundukkan Kerajaan Bali
Dwipa pada abad ke-13. Para Orang-orang Majapahit membawa serta kaum
elit untuk memimpin di Bali Dwipa. Kaum elit itu dinamakan Triwangsa,
yaitu Brahmana, Kesatria, dan Wesya. Semua penduduk Bali-asli yang
dijajah, dikelompokkan sebagai Wangsa Sudra. Tujuan politik Gajahmada
adalah agar kaum Bali-asli tidak bisa eksis, sehingga kelanggengan
pemerintahan Majapahit dapat berlanjut terus. Politik ini adalah
bagaimana memanfaatkan ketidak tauan masyarakat akan ajaran agamanya
sendiri.
Slim : kenapa juga di India hampir sama dengan di Bali ?
Sindu : Di India juga sama, catur Warna yang ada dalam Weda diplesetkan
oleh Bangsa Inggris yang menjajah India di kala itu abad ke XVII (1605)
. Orang-orang yang dekat dengan Pemerintahan Inggris dimasukan ke dalam
Tri Wangsa dan orang umum bahkan yang tidak patuh terhadap pemerintahan
Inggris disebut dengan Wangsa Sudra. Semuanya itu bertujuan politik
untuk memecah belah kekuatan bangsa India di kala itu. Munculah politik
bahwa hanya kaum Brahmana dan keturunannya saja yang dapat mempelajari
Weda. Tujuannya adalah agar orang-orang yang dianggap sudra tidak
memahami ajaran yang sebenarnya.
Kris : apakah itu wangsa ?
Sindu : Wangsa artinya keturunan. Karena dulunya belum mengenal istilah
kasta, Jadi isitlah inilah yang di gunakan untuk mengetahui asal usul
dari keturunan. wangsa=> atau soroh sama sperti clan atau marga
seperti pada suku batak yaitu di ambil dari garis keturunan sedarah,yg
bersifat difrensiasi sosial,yg tidak ada klas2 secara vertikal,tidak ada
klas tinggi dan klas rendah,
Slim : Adanya nama Anak Agung, I Gusti ,Ida Bagus, I Dewa , I Gede Pasek, apakah berasal dari politik Majapahit itu ?
Sindu : saya kira kemungkinan besarnya adalah Ya. Keturunan dari Warna
Brahmana pada umumnya bergelar Ida Bagus, Keturunan dari Ksatriya
umumnya bergelar I Gusti atau I Dewa. Keturunan dari Wesya umamnya
bergelar Pande, dan keturunan dari Warna Sudra tanpa gelar. Raja-raja
Bali jaman dahulu bisa menaikkan (Wisuda) dan menurunkan (Petita)gelar
seseorang atau keluarganya, berdasarkan jasa atau kesalahan yang
dilakukan oleh yang bersangkutan kepada raja. Perobahan wangsa juga
terjadi karena satu keluarga "nyinebang wangsa" (menyembunyikan
marganya).
Kris : kalau sudah tau ajaran yang sebenarnya adalah
Catur Warna, yaitu pembagian berdasarkan profesi ,lalu kenapa orang
Bali khususnya orang Hindu masih mempertahankan nama-nama gelar itu ?
Sindu : Nama-nama gelar itu yang diberikan oleh leluhur orang bali,
bertujuan untuk mengetahui garis keturunan dan tidak melupakan kawitan /
asal-usul leluhur dan nama leluhur yang sudah berjasa pada
keturunannya. Dengan berjalannya waktu, Umat Hindu khususnya di Bali
akan semakin mengerti akan Catur Warna seiring mulainya era perdagangan
industry yang menuntut profesionalisme. Catur Warna tidak membahas sekat
tentang tinggi rendahnya derajat manusia. Catur Warna juga menegaskan
bahwa antara masing-masing Warna / Profesi saling berkaitan. Aku pernah
lihat tulisan di mobil Truk “ Gak ada buruh gak ada Boss”.
Slim : kenapa di Hindu kita perlu menyembah leluhur ?
Sindu : karena Tuhan menciptakan kita tidak dengan cara “ sim salabim
abra kadabra jadilah manusia”. Tapi beliau menciptakan kita melalui
jalan para leluhur itu. Pemujaan terhadap leluhur sujatinya untuk
memahami siapa jati diri kita. Orang yang tidak memuja leluhur sangat
gampang dipengaruhi oleh budaya luar sehingga sangat gampang ia tercabut
dari akar budayanya.
Kris : apakah banyak masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya pemahaman catur warna di masyakat kita ini ?
Sindu : Sudah tentu ya. Pertama adalah memudarnya ajaran Hindu yang
bersifat universal. Persatuan orang Hindu pasti akan lemah. Juga masalah
perkawinan sering menjadi polemic disebabkan kedua belah pihak merasa
berbeda kasta ada yang merasa lebih tinggi ada yang dianggap lebih
rendah. Juga sering terjadi masalah ketika ada kematian. Sehingga sulit
akan tercapai pemahaman ajaran Tatwam Asi “Aku adalah kamu dan kamu
adalah Aku”.
Kris : kalau aku masuk Hindu, berarti aku Warna Wesya. Aku dapat gelar gak ? Kawitan Leluhurku mana ya ???
Sindu : Karena kamu berdagang, ya Wesya. Gelarmu adalah Boss he he he.
Kawitan atau leluhurmu tanyakan pada orang tuamu,,,,beliau pasti punya
silsilah sehingga kamu punya nama marga.
Slim : yang paling keren
dalam agamaku adalah gak ada kasta bro,,,,,jadi gak perlu pusing-pusing
mikirin aku lebih tinggi kamu lebih rendah,,,,,,,ayo yang mau ikut
silahkan, mumpung lagi promo di bulan ini.
Sindu : Bener gak ada
kasta bro ??? perasaan ada bro ….Istilah kafir adalah untuk orang yang
berada di luar agamamu. Kafir konotasinya sangat negative dan sangat
rendah. Tuhan dalam agamamu seolah-olah sangat membenci kafir ini,
padahal beliau sendiri katanya yang ciptakan seluruh manusia di bumi
ini. Hanya orang-orang dalam agamamu yg sepertinya di muliakan dan orang
kafir sepertinya layak kena musibah,,,,, bukankah itu berarti sekat/
kasta dalam agamamu ???
Slim : he he he kok kamu tau ???
Sindu :
Jika saja kafir berarti adalah kebodohan atau kemiskinan, jangankan
aku di Hindu, seluruh agama pasti setuju memeranginya. Aku akan angkat
pedang ilmu pengetahuan untuk membasmi kebodohan dan kemiskinan itu.
Slim : he he he ,,,tapi bagi ajaranku, kalian berdua kafirnya, dan nanti jadi penghuni neraka.
Sindu : gak apa-apa gak dapat surga. KAfir adalah kaum yang berfikir.
Tidak menelan mentah2 isi dari kitab suci. Kan aku dah bilang kemarin.
Tujuanku moksa….bukan surga…. Bagiku di Hindu, agama-agama yang lain
bukanlah saingan bukan juga menjadi targetku untuk diajak masuk Hindu.
Agamaku bukan seperti MLM yang harus cari pengikut dan dapat point kalau
sudah mendapatkannya. Juga tidak ada janji-janji akan surga. Semuanya
adalah kesadaran. Baik yang ditanam, baikpula yang didapat.
Kris :
Bagiku juga kalian berdua adalah domba2 tersesat , gak bisa masuk
Surganya Bapa. ,,,,,he he he ada sebuah ayat dalam kitabku menyatakan
“Tidak ada keselamatan di luar agamaku”.
Sindu : Jika ada sebuah
agama yang berisi ajaran mengekslusifkan diri dan menganggap rendah
pemeluk agama lain, sebenarnya agama tersebut sedang mengukuhkan dirinya
memiliki ajaran “kasta”. Ayo kita jalan2 mumpung masih suasana hari
raya,,,,,
Semoga Bermanfaat
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar