Kamis, 29 Oktober 2015

Manifestasi Hyang widhi di hindu Bali


Berdasarkan Widhi Tattwa dan Lontar Buwana Kosa

Sesungguhnya Ida Sang Hyang Widhi adalah tunggal (Ekam Eva Adwityam Brahman), tetapi Beliau memiliki kemahakuasaan untuk bermanifestasi melalui kekuatan "Maya"Nya menjadi kekuatan Dewa-Dewi, Bathara-Bhatari, Bhuta, Kala, Durga, Danawa, Paesaca termasuk alam semesta serta isinya. Kata Widhi berasal dari akar kata "VID" yang artinya widya (maha mengetahui). Beliau maha agung, suci murni, tenang dan tentram maha sempurna. Karena kesempurnaan Nya Beliau juga disebut "Parama Siwa". Beliau seutuhnya bersifat Purusa (cetana), merupakan kesadaran tertinggi yang melingkupi segalanya, tanpa aktifitas, belum ada pengaruh maya, dengan demikian Beliau bergelar "Nirguna Brahman".

Kemudian Sang Hyang Widhi mulai bermanifestasi, menjadikan diri Nya sendiri, berarti Beliau mulai menggunakan kekuatan maya Nya yang bersifat "Guna" sehingga kesadaran aslinya yang maha suci murni berkurang. (Ini adalah bentuk "pengorbanan" dari Sang Hyang Widhi untuk terciptanya kehidupan. red). Pada keadaan ini muncul kemahakuasaan Nya serba guna seperti berpendengaran serba jelas (Durasrawana), berpenglihatan serba jelas (Durasarwajna), mengetahui keadaan yang telah silam (Atita), yang sekarang (Wartamana) dan keadaan yang akan terjadi (Nagata). Beliau telah aktif, memiliki sifat pengampun, memberikan sinar penerangan, berinfiltrasi (Wyapi) tiada berwujud (Arupa) menjadi objek pemujaan dari semua makhluk, sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur hasil ciptaan Nya, maka beliau bergelar "Sada Siwa".

Melihat dari kemahakuasaan Nya yang memiliki sifat serba guna maka Beliau disebut juga sebagai "Saguna Brahman".

Sang Hyang Sadasiwa bermanifestasi lagi dengan swabawa Nya Sang Hyang Anerawang, kemahakuasaan Nya berupa getaran-getaran halus.
Sang Hyang Anerawang bermanifestasi lagi dengan swabawa Nya Sang Hyang Taya, kemahakuasaan Nya berupa bayangan yang masih samar-samar.
Sang Hyang Taya bermanifestasi lagi dengan swabawa Nya Sang Hyang Ruci, kemahakuasaan Nya sudah berwujud tetapi belum jelas.
Sang Hyang Ruci bermanifestasi lagi dengan swabawa Nya Sang Hyang Adi Suksma, kemahakuasaan Nya berupa embun yang gemerlapan.

Sang Hyang Adi Suksma bermanifestasi lagi dengan swabawa Nya Sang Hyang Siwa , pada saat ini pengaruh kekuatan maya Nya sudah makin besar sehingga Beliau memiliki Guna yang sempurna, kemahakuasaan Nya berupa Sakti, memiliki kekuatan Cadu Sakti. Beliau maha kerja, berinfiltrasi ke jagat raya dan bersemayam pada semua makhluk, dengan demikian Beliau memiliki sebutan "Kriya Guna Brahman".

Sang Hyang Siwa bermanifestasi lagi dengan swabawa Nya Sang Hyang Rwa Bhineda, yaitu menjadi kekuatan Purusa (Cetana) dengan sebutan Sang Hyang Macongol, dan kekuatan Prakerti (Acetana) dengan sebutan Sang Hyang Mecaling.

Setelah Sang Hyang Siwa bermanifestasi menjadi dua kekuatan Purusa-Prakerti, dengan masing-masing kekuatan memiliki sifat berbeda-beda, kemudian kekuatan tersebut menyatu kembali. Maka terjadilah suatu proses yang menghasilkan suatu reaksi yang amat dahsyat yaitu terjadinya pijaran api yang tak terhingga besarnya. Akhirnya menjadi gumpalan api yang maha besar, memiliki gaya dan daya putaran (mudra). Keadaan ini disebut Brahmanda (telur Brahman). Pada saat terjadinya manifestasi ini disebut masa penciptaan, swabawa Beliau disebut Sang Hyang Tunggal.

Karena perputaran Brahmanda tersebut maha dahsyat, maka terlemparlah keluar berupa percikan-percikan api. Percikan-percikan inipun memiliki gaya dan daya putaran juga (mudra), bentuk ini disebut Mahatresu-Mahatresu. Mahatresu inilah menjadi istilah planet-planet termasuk Bumi. (Identik dengan teori Big Bang. red). Keseimbangan dan perputaran Bumi (Cakrawala) diatur oleh kekuatan manifestasi Sang Hyang Widhi dengan swabawa Nya Sang Hyang Eka Bumi sebagai pengatur keserasian planet-planet.

Sang Hyang Eka Bumi kemudian bermanifestasi lagi dengan swabawa Tri Murti dengan kemahakuasaan Nya sebagai pencipta, pemelihara, pemralina (pelebur) dan memberi kekuatan terhadap Tri Loka, yaitu :

  • Hyang Brahma sebagai kekuatan pencipta, menguasai Bhur Loka (Pertiwi).
  • Hyang Wisnu sebagai kekuatan pemelihara, menguasai Bwah Loka (Udara).
  • Hyang Siwa sebagai kekuatan pemralina (pelebur), menguasai Swah Loka (Langit).

Dari manifestasi Tri Murti inilah mulai adanya rantai kehidupan di jagat raya samasta, yaitu dengan adanya kelahiran (Utpeti), kehidupan (Stiti), dan kematian (Pralina) terkait tentang terciptanya tumbuh-tumbuhan (Sarwa Meletik), binatang (Sarwa Prani) dan manusia, demikian juga mengalami lahir, kehidupan dan kematian.

Selanjutnya Sang Hyang Tri Murti bermanifestasi lagi dengan swabawa Nya Sang Hyang Asta Siwa, dengan kemahakuasaan Nya berinfiltrasi pada masing-masing Dewa dengan swabawa Sang Hyang Asta Dewata sebagai manifestasi delapan kemuliaan Sang Hyang Widhi (Asta Aiswarya). Sang Hyang Asta Dewata menjadi kekuatan pada delapan penjuru mata angin untuk memelihara keseimbangan sekala-niskala (Wahya Diatmika) agar titah Nya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Demikian juga untuk memelihara keserasian dan keseimbangan Asta Dewata maka Sang Hyang Siwa berfungsi sebagai sumbu (sumber) dalam pengaturan titah tersebut, sehingga Beliau disebut Dewata Nawa Sanga, yaitu :
  • Madya/Tengah/Pusat/Poros/Sumbu yaitu Sang Hyang Siwa
  • Purwa/Kangin/Wetan/Timur yaitu Sang Hyang Iswara
  • Geniyan/Genean/Kelod Kangin/Tenggara yaitu Sang Hyang Mahesora
  • Daksina/Kelod/Kidul/Selatan yaitu Sang Hyang Brahma
  • Neriti/Kelod kauh/Barat Daya yaitu Sang Hyang Rudra
  • Pascima/Kauh/Kulon/Barat yaitu Sang Hyang Mahadewa
  • Wayabya/Kaja Kauh/Barat Laut yaitu Sang Hyang Sangkara
  • Uttara/Kaler/Lor/Utara yaitu Sang Hyang Wisnu
  • Ersaniya/Kaja Kangin/Timur Laut yaitu Sang Hyang Sambu

Kemudian Sang Hyang Siwa bermanifestasi sebagai kekuatan Segara (laut) dengan sebutan Sang Hyang Parama Wisesa dengan swabawa Nya Sang Hyang Siwa Waruna. Beliau maha sakti sebagai pelebur segala kekotoran bumi.
Bermanifestasi sebagai kekuatan Gunung dengan swabawa Nya Sang Hyang Giri Jaya.
Bermanifestasi sebagai kekuatan Danau dengan swabawa Nya Sang Hyang Dewi Danuh.
Bermanifestasi sebagai kekuatan sawah (pertanian/perkebunan) dengan swabawa Nya Sang Hyang Dewi Sri.
Bermanifestasi sebagai kekuatan di Pura Desa dengan swabawa Nya Sang Hyang Upasedana.
Bermanifestasi sebagai kekuatan di Bale Agung dengan swabawa Nya Sang Hyang Sri Bagawati.
Bermanifestasi sebagai kekuatan di Pura Puseh dengan swabawa Nya Sang Hyang Ganapati.
Bermanifestasi sebagai kekuatan di Pura Dalem Setra dengan swabawa Nya Sang Hyang Uma Dewi.
Bermanifestasi sebagai kekuatan di Setra (kuburan) dengan swabawa Nya Sang Hyang Durga Dewi.
Bermanifestasi sebagai kekuatan pemuhunan (tempat pembakaran mayat) dengan swabawa Nya Sang Hyang Berawi.
Bermanifestasi sebagai kekuatan di Pura Penguluning Setra dengan swabawa Nya Sang Hyang Brahma Prajapati.
Bermanifestasi sebagai kekuatan di air pancoran atau bulakan atau mata air dengan swabawa Nya Sang Hyang Gayatri.
Bermanifestasi sebagai kekuatan pada jurang parung dengan swabawa Nya Sang Hyang Gangga Dewi.
Bermanifestasi sebagai kekuatan pada perempatan jalan (Catus Pata) dengan swabawa Nya Sang Hyang Catur Loka Pala.
Bermanifestasi sebagai kekuatan pada pertigaan jalan (Marga Tiga) dengan swabawa Nya Sang Hyang Sapuh Jagat.

Pelinggih / Stana tempat menghaturkan banten (sesajian) kepada manifestasi Sang Hyang Widhi yang disebut juga sebagai Sang Hyang Trisemaya atau Sang Hyang Sapuh Jagat.

Mulai ke Perumahan
(Silahkan diserasikan juga dengan catatan saya sebelumnya tentang "Manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa dan Stana Nya")

Bermanifestasi sebagai kekuatan pada bangunan suci Kemulan/Rong Tiga dengan swabawa Nya Sang Hyang Guru Suksma. Beliau memiliki sifat Purusa-Pradana. Beliau adalah sumber dari segala pengajaran, meraga atma (berwujud atma/roh) pada rong kanan (selatan) bersifat Brahma sebagai Purusa dengan swabawa Nya Sang Hyang Sri Guru. Pada rong kiri (utara) bersifat Wisnu sebagai Pradana dengan swabawa Nya Sang Hyang Sri Adi Guru. Pada rong tengah menjadi penyatuan Purusa-Pradana meraga niratma (berwujud bukan atma/roh) bersifat Siwa dengan swabawa Nya Sang Hyang Sri Parama Adi Guru.
Bermanifestasi sebagai kekuatan pada bangunan suci Catu Meres (Gedong yang tidak bertumpang) dengan swabawa Nya Sang Hyang Sri Manik Galih (Dewa padi dan beras atau sumber makanan).
Bermanifestasi sebagai kekuatan pada bangunan suci Gedong Sari (Sanggah Natah) dengan swabawa Nya Sang Hyang Siwa Reka.
Bermanifestasi sebagai kekuatan pada bangunan suci Piasan dengan swabawa Nya Sang Hyang Wenang.
Bermanifestasi sebagai kekuatan Bhuta Dewa pada bangunan suci Taksu dengan swabawa Nya Sang Hyang bhuta Kala Raja.
Bermanifestasi sebagai kekuatan Durga Maya pada bangunan suci Penunggun Karang dengan swabawa Nya Sang Hyang Durga Manik.

Durga Manik artinya Dharma Wisesa, bentuk kekuatan ini yang paling dekat dengan manusia, oleh karenanya apabila manusia tidak melaksanakan pekerti atau pemeliharaan secara spiritual terhadap Dwi Hita Karana (hubungan dengan lingkungannya) maka kekuatan ini akan memperingatkan manusia melalui kekuatan wisesanya. Demikian pula sebaliknya, kekuatan ini akan memberikan kekuatan Dharmanya jika manusia tetap melaksanakan hubungan baik dengan lingkungannya.

Bermanifestasi sebagai kekuatan penjaga atau proteksi di depan halaman (sebelah kanan pintu gerbang) pada bangunan suci Lebuh dengan swabawa Nya Sang Hyang Wisesa.
Bermanifestasi sebagai kekuatan Duara Pala pada setiap bangunan suci Kori, Apit Lawang (pintu gerbang) dengan swabawa Nya Sang Hyang Panca Kala. Kemudian di sebelah kanan pintu keluar Sang Maha Kala, di sebelah kiri Sang Adi Kala. Tepat di pintu masuk Sang Kala, di depan pintu Sang Sunia Kala, pada aling-aling Sang Dora Kala. Sehingga tercipta tanda + (tapak dara) pada pintu masuk pekarangan.
Sang Panca Kala bermanifestasi menjadi suatu kekuatan untuk menguji sradha (keimanan) manusia dengan swabawa Nya Sang Durga Bhucari. Kekuatan ini bertitik sentrum di depan halaman rumah (Lebuh).
Bermanifestasi sebagai kekuatan untuk menguji sradha manusia dengan swabawa Nya Sang Kala Buchari, dengan bertitik sentrum pada halaman rumah (natah).
Bermanifestasi sebagai kekuatan untuk menguji sradha manusia dengan swabawa Nya Sang Butha Buchari, dengan bertitik sentrum pada halaman tempat pemujaan (natah Pemerajan/Sanggah).

Demikian beberapa isi petikan dari beberapa sumber ajaran Hindu Bali, mungkin masih banyak yang kurang tetapi mudah-mudahan berguna untuk di sebar luaskan sebagai tambahan informasi yang edukatif, praktis dan merupakan katalisator dalam pengentasan kemiskinan spiritualitas.

Dikutip dari buku : Manifestasi Sang Hyang Widhi
Oleh : Drs. I.B. Putu Sudarsana, MBA. MM.
Yayasan Dharma Acarya Denpasar Bali.

Makna Arak Berem dalam persembahyangan Hindu Bali

Dalam banyak kesempatan bagi sahabat semua sering melihat beraneka ragam cara tambahan oleh seseorang dalam melakukan tata cara persembahyangan yang utama. Masing-masing orang memiliki pemahamannya pribadi dalam melaksanakan cara tambahan tersebut yang belum tentu dipahami oleh orang lain. Di...mana cara yang kita lihat sebagai cara tambahan itu pun ada yang ternyata bukanlah cara tambahan tapi itulah yang sesuai menurut sastra, hanya karena kita tidak tahu bukan berarti itu tidak ada dalam ajaran. Sejauh ini memang banyak juga yang melakukannya hanya berdasarkan "Gugon Tuwon" dan "Mula Keto".

Bagi umat Hindu Bali yang belum memiliki kewenangan "Nganteb" banten dengan "Pengastawa" sebagaimana layaknya seorang pemangku, bukan berarti tidak ada cara nganteb yang diperbolehkan. Bagi orang awam atau bahkan bagi orang yang tidak mengenal tulisan tentu saja agak kesulitan untuk ngastawa mempergunakan puja mantra, tetapi bisa dilakukan dengan nyanyian pemujaan seperti kidung wargasari dan lain-lain. Ada juga menggunakan simbol-simbol seperti melakukan "tetabuhan arak-berem".

Kenapa menggunakan Arak dan Berem? Kenapa tidak memakai yang lain? Kadang-kadang memakai simbol ini pun warga Hindu Bali banyak yang belum memahaminya, hanya ikut-ikutan saja. Berikut ini adalah sedikit penjelasan tentang maksud dan makna arak berem sebagai sarana pengastawa ke hadapan Sang Hyang Widhi.

Arak merupakan simbol dari aksara suci "Ah-kara", sedangkan berem adalah simbol dari aksara suci "Ang-kara". Hal ini terkai mantra pengastawa sehubungan dengan "Utpeti", "Stiti", dan "Pralina" dengan menggunakan dasar dari sastra Rwa Bhineda sebagai berikut :

Utpeti (Pengastawa/Ngajum/Puja)

Yang dimaksud dengan Utpeti adalah memohon kehadapan Sang Hyang Widhi agar Beliau berkenan kontak dengan manusia melalui manifestasi Nya sesuai dengan fungsi Nya, untuk menyaksikan persembahan dari pemuja Nya berdasarkan keyakinan dan kekuatan magis dari upacara Bija Mantra seperti "Ang... Ah". Dalam hal ngastawa mempergunakan sarana (simbul) maka kalau metabuh dalam tujuan ngastawa harus mengikuti urutan Berem (Ang) dahulu, kemudian dilanjutkan dengan Arak (Ah).

Stiti (Ngadegang)

Yang dimaksud adalah menstanakan Beliau, dalam imajinasi seolah-olah Beliau telah duduk pada stana Nya, telah siap menerima dan menyaksikan persembahan pemuja Nya.
Maka pada saat inilah kita melakukan persembahyangan kepada Sang Hyang Widhi Wasa beserta seluruh manifestasi Nya.

Pralina (Ngamantukang)

Pengertiannya adalah menghaturkan persembahan untuk memohon agar Beliau berkenan kembali ke Kahyangan (kembali pada keheningan Nya), karena acara persembahyangan pemuja Nya telah selesai. Dalam hal ini mempergunakan sarana maka kalau metabuh dalam tujuan pralina harus mengikuti urutan Arak (Ah) dahulu, kemudian dilanjutkan dengan Berem (Ang).

Begitu juga dalam menghaturkan "Segehan", letakkan segehan di posisi yang seharusnya, kemudian ngastawa (Berem-Arak), lalu "ketis" toyo ening, kemudian "ayab" dan terakhir pralina (Arak-Berem). Sehingga dalam mesegehan pun telah terlaksana Utpeti-Stiti-Pralina.
Jangan lupa dalam mesegehan sesuaikan warna nasi kepelnya dengan arah mata angin (Putih-Timur, Merah-Selatan, Kuning-Barat, Hitam-Utara dan Brumbun (campuran keempat warna)-Tengah).
Begitujuga dalam hal menghaturkan "Canang Sari" agar diperhatikan warna bunga agar sesuai dengan arah mata angin seperti pada segehan di atas, hanya bedanya yang di tengah adalah irisan dari pandan harum.
Jika warna nya ngawur (tidak diatur) berarti pinunas kita adalah ngawur, sehingga tidak salah jika kita dianugrahi sesuatu yang membuat kita selalu ngawur dan akhirnya kehidupan kita pun kacau.

Demikian ulasan singkat tentang makna Arak-Berem untuk dipahami, sehingga tidak lagi berpikir bahwa arak itu untuk minuman Bhuta Kala. Semoga secara bertahap kita bertambah pengetahuan dan pemahaman tentang makna filosofi yang disampaikan setiap banten (sesajian) yang kita haturkan kepada Hyang Widhi menurut ajaran leluhur yang digunakan pedoman Hindu Bali.


Rabu, 09 September 2015

ALAM KECIL = ALAM BESAR

Sindu : Terasa sekali Bro…Bulan Mei 2015 kemarin, panas udah merenggut 2500 nyawa di India. Suhu diperkirakan mencapai 47 Derajat Celcius. Dampak dari pemanasan Global sudah pasti sangat negative Mulai dari Iklim yang tidak stabil, Peningkatan permukaan laut, Gangguan Ekologis terhadap Mahluk Hidup dll.
Slim : wah kalau terus begini, maka kiamat akan segera tiba. Pengadilan akhir jaman akan segera di buka dan manusia yang sudah mati akan dibangkitkan kembali. Inilah salah satu tanda-tanda kiamat. Kalau sudah segera pengadilan itu berlangsung, umatku yakin akan segera bisa melihat wajah Tuhan.
Sindu : Oh Ya…..ya silahkan itu kepercayaanmu…
Kris : aku mau tanya sama Sindu Apa hubungan antara Alam ini dengan kita. Kamu pernah mengatakan bahwa Alam Besar = Alam Kecil.
Sindu : Alam besar = Bhuana Agung dan alam Kecil disebut dengan Bhuana Alit. Unsur-unsur pembuatnya adalah sama Yitu Panca Maha Butha yang terdiri dari: Pertiwi atau tanah, Apah atau air,Teja atau api , Bayu atau angin dan Akasa atau Ether/ruang kosong. Hubungan antara alam kecil dan alam besar adalah seperti yang kamu rasakan kawan. Kenapa kamu merasakan hawa yang panas dan cepat emosi ? tak lain alam kita lagi panas maka manusianya pun akan lebih cepat panas atau emosi. Weda mengatakan : Dari yang panas, maka keluarlah air. Itu juga artinya, kalau sudah diri kita menjadi panas dan emosi, maka akan keluar keringat atau air mata (kesedihan). Betapa mudahnya orang dijaman sekarng mengeluarkan kata-kata kasar.
Slim : iya lho sekarang orang kok cepat sekali jadi panas dan emosi. Berkelahi sesama saudara, antar desa, suku, agama dll. Oh ya apa lagi hubungannya antara dunia besar dan dunia kecil?
Sindu : Di alam terdapat sungai, di dalam diri terdapat pembuluh darah dan syaraf-syaraf. Coba kamu ambil google map, lalu lihatlah aliran-aliran sungai. Mirip sekali dengan pembuluh darah dan syaraf-syaraf. Di alam terdapat Hutan yang merupakan paru-paru dunia, dan didalam tubuh kita terdapat paru-paru dan rambut-rambut yang tumbuh di seluruh tubuh kita. Lapisan tanah di alam, mirip seperti lapisan kulit kita. Lautan yang menampung semua aliran sungai, mirip seperti perut kita yang menampung makanan. Bumi memiliki energy panas dan gas, begitu juga tubuh kita. Bumi memiliki minyak, tubuh ini memiliki cairan lemak dalam kulit. Gunung meletus yang memuntahkan kesuburan, begitujuga payu dara wanita yang menyusui mengeluarkan susu untuk kehidupan dan air mani untuk kehidupan. Batuk atau bersin yang sering membuat kita kaget, begitupun alam menggelegar dengan halilintarnya. Alam memiliki hembusan angin, tubuh kita memiliki nafas. Alam mengeluarkan gas, tubuh kita yang kentut dan bersendawa. Bumi memiliki lempeng, manusia memiliki Tulang dan otot. Alam memiliki matahari, kita memiliki mata. Tanpa mata semua akan tampak gelap. Kita mengeluarkan kencing, bumi mengeluarkan mata air. Bintang sepertinya membentuk sebuah barisan, begitu juga dengan barisan gigi kita. Langit adalah pria dan tanah adalah wanita. Bagi bakteri yang ada dalam tubuh kita, dia akan menganggap bahwa tubuh kita adalah alam semesta. Alam semesta selalu berkembang dan selalu lahir planet-planet baru begitu juga mahluk yang ada di bumi ini selalu berkembang biak.
Kris : Nah Kalau pelangi apa hubungannya dengan diri kita ?
Slim : hubungannya ya ketika kita masih di TK sering menyanyikan lagu “ Pelangi-pelangi”. he he he,,,bener gak bro ?
Sindu : Jika pelangi diurutkan dari atas ke bawah, maka akan kita lihat warnanya adalah Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Kalau disingkat menjadi mejikuhibiniu. Namun dalam cakra manusia juga terdapat 7. Jika sudah bermeditasi lebih dalam, tentu kita bisa melihat warna-warna dalam tubuh ini seperti pelangi. Namun posisinya terbalik yaitu warna merah ada di Bawah dan seterusnya. Tubuh kita disimbolkan dengan Ongkara Ngadeg dan Alam semesta disimbolkan dengan Ongkara Sungsang ( Ongkara yang di balik). Mungkin warna pelangi inilah yang diamati oleh para leluhur kita. Kemudian di kembangkan oleh para pakar di Barat untuk membuat monitor LCD dengan pengaturan 3 warna yaitu Red, Green, Blue yang kita jumpai saat ini.
Kris : apakah benda-benda luar angkasa mempunyai pengaruh terhadap kita ?
Sindu : siang dan malam terjadi karena adanya pergerakan benda luar angkasa. Planet Bumi bergerak mengelilingi matahari dan bulan bergerak mengelilingi Bumi. Kalau saja benda2 luar angkasa ini diam, maka hancurlah alam ini. Begitupun kita, tak akan bisa menghentikan sang pikiran. Sang Pikiran hanya bisa dikendalikan. Jika terjadi bulan penuh dan bulan gelap, maka akan mempengaruhi banyak kehidupan di bumi ini contohnya adalah pasang surutnya air laut. Pada saat posisi bulan segaris lurus dengan matahari dan bumi, maka banyak energi alam semesta (makro kosmos) akan mempengaruhi manusia. Karena tubuh manusia terdiri dari 70% air. Itulah alasannya juga kenapa umat Hindu sembahyang di saat Bulan penuh dan bulan mati. Agar pikiran kita bisa lurus menuju sang maha kuasa.
Kris : he he he,,,teringat aku sama dialog kita yang pertama,,,,,si Slim mengatakan jalan lurus,,,tapi ternyata Sindu juga memaparkan sesuatu yang lurus juga,,,,
Slim : Berarti Alam besar dan alam kecil ini saling keterkaitan ya bro ?
Sindu : Alam besar / Bhuana Agung dan Alam kecil/ Bhuana Alit/ Badan Jasmani manusia adalah dua bagian kehidupan yang tidak bisa kita pisahkan keberadaannya. Alam besar akan berguna atau berfungsi sebagaimana keberadaannya bila dibantu pengaturannya oleh Bhuana Alit. Demikian juga Alam kecil, akan tumbuh dan berkembang bila ditopang oleh Bhuana Agung.
Slim : alam besar di hancurkan dan dibor, Hutan di rusak, udara di cemari dengan asap kendaraan dan pabrik bahkan perang. Gimana ini bro ???
Sindu : Merusak alam besar berarti kita sedang merusak alam kecil. Bencana ada dimana-mana tidak lain karena ulah manusia. Manusia-manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Yang bakalan kena dari ulah manusia adalah manusia itu sendiri. Manusia yang menganut paham hidup hanya sekali lebih cenderung merusak alam ini. Manusia yang percaya hidup berulang-ulang akan lebih baik menjaga alam ini karena ia menyakini suatu saat akan kembali ada di bumi ini setelah kematian.
Kris : udah mulai timbul nih kesadaranku menjaga alam. Dari mana kita memulai ?
Sindu : mulailah dari menyayangi alam kecil kita. Tubuh ini harus dijaga dengan baik. Mengetahui apa yang baik untuk dimakan dan mana yang tidak baik. Jika tubuh ini lemah, bagaimana kita bisa merawat alam ini ? Semboyan Tri Hita Karana tidak hanya sebuah semboyan, tapi perlu diterapkan saat ini juga. Hubungan baik dengan Dewa, Hubungan baik dengan manusia, dan hubungan baik dengan alam. Ketiga hubungan baik itu haruslah dilakukan secara seimbang dan memiliki point yang sama, baru bisa disebut dengan berbhakti pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Kris : orang-orang Eropa kayaknya gak mengenal istilah Tri Hita Karana, lalu kenapa kota-kota mereka lebih bersih dari kota kita di Bali ya?
Sindu : harusnya orang kita perlu merasa malu. Semboyan punya tapi penerapan tak ada. Punya filsafat yang sangat bagus tapi tidak dipakai. Sungai-sungai dikotori dengan sampah dan limbah. Kenapa hal ini bisa terjadi, karena 3 kerangka dasar agama Hindu yaitu Filsafat, Etika , dan Ritual, yang jalan hanya ritualnya saja. Bahkan sehabis melakukan ritual, umat Hindu masih saja meninggalkan banyak sampah terutama sampah plastic.
Slim : Apakah sejumlah bangunan Pura yang ada di Bali dibangun berdasarkan hubungan dari Alam besar dan alam kecil ini ?
Sindu : Tentu saja. Hindu mengenal dengan istilah Dewata Nawa Sangha yang merupakan Sembilan penguasa di setiap penjuru mata angin dan Dewa Siwa berada di tengah-tengah. Pura Kahyangan didirikan mengikuti 8 arah mata angin. Tidak seperti agama tetangga yang sembahyang harus menghadap arah tertentu. Dalam agama Hindu semua arah terdapat Hyang Maha Suci. Pembagian dari pura Kahyangan adalah sebagai berikut :
Kris : Sabar Bro Slim. Maklum kita lagi dihadapkan sama pemanasan Global. Bukannya aku membela Sindu ya. Agama Si Sindu sampai nutup jalan palingan cuma 6 bulan sekali itupun pas kalau ada upacara besar. Tapi kalau Keyakinan si Slim hampir setiap Jumat diberikan nutup jalan. Kita harus menghargai kemurahan orang di Bali. Bro Sindu,,,Isu pemanasan Global sekarang lagi santer di bicarakan oleh petinggi-petinggi dunia. Apa kamu gak ngerasa Dunia kita memang lagi bertambah panas ?
Slim : Wih,,,panas bener dunia ini. Belum lagi macet, orang bawa motor sembarangan,,,,adoh,,,adoh,,,bikin aku jadi cepat emosi. Maaf ya Bro,,,belum lagi jalan di tutup karena ada odalan.
1. Pura Lempuyang = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Iswara. = ujung timur pulau bali
2. Pura Andakasa = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Brahma = Selatan Pulau Bali.
3. Pura Batukaru = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Mahadewa = bagian barat pulau Bali
4. Pura Batur Ulun Danu = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Wisnu = bagian utara pulau Bali
5. Pura Goa Lawah = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Maheswara = bagian tenggara pulau Bali
6.Pura Ulu Watu = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Rudra = bagian barat daya pulau Bali
7. Pura Bukit Pengelengan / Pura Puncak Mangu = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Sankara = bagian barat laut pulau Bali
8. Pura Pasar Agung Besakih = Tempat memuja Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Sambhu= bagian Timur laut pulau Bali.
9. Pura Besakih = adalah pura suci pusat dari seluruh pura yang ada di Bali dengan Padmatiganya ( Siwa, Sadasiwa, Paramasiwa)
Begitupun dalam tubuh manusia terdapat tempat dari Dewa-dewa tersebut. Pura adalah penjabaran dari pura yang ada dalam diri. Dan nama-nama Dewa menempati oragan-organ tertentu dalam diri manusia. ( letaknya saya tulis dalam bahasa Bali )
Sangkara = Limpa
Wisnu = Ampru = empedu =nyali
Sambhu =Ineban
Mahadewa = Ungsilan = ginjal
Siwa = Tumpuking Hati
Iswara = Pepusuh = jantung
Rudra = Usus
Brahma = Hati
Maheswara = Peparu
Slim : Bagaimana aku bisa mempelajari dan merasakan hubungan antara Alam besar dan alam kecil ?
Sindu : Lewat belajar meditasi bro,,,dan tentunya dari seorang guru yang tepat. Itupun kalau meditasi di halalkan oleh keyakinan kamu.
Slim : waduh,,,,kalau aku tidak belajar meditasi rasanya sulit untuk bisa merasakan hubungan itu lebih jauh. Kalau aku belajar, takut juga dikatakan menyimpang dari akidah….bingung daku. Wow…kirain semua pura adalah sama yaitu tempat memuja Ida Sang Hyang Widhi.
Sindu : memuja Ida Sang Hyang Widhi dah bro,,,tapi dalam wujud sinar atau fungsi beliau. Dengan memahmi konsep bahwa Bhuana Agung dan Bhuana Alit adalah sama itu berarti orang Hindu sebaiknya mempelajari spiritual secara ke dalam (Buddha) dan secara ke luar ( Siwa). Jadi agama Siwa-Buddha adalah nama asli ajaran Hindu yang ada di Bali.
Kris : semoga dengan adanya Yayasan Bangkitnya Hindu kalian sebagai umat Hindu dapat menerapkan filosofi dari tapak dara dan Tri Hita Karana.
Sindu : Kami ucapkan banyak-banyak trima kasih bagi semeton anggota forum Bangkitnya Hindu yang sudah mepunia, agar nantinya bisa menerapkan ajaran leluhur kita Tri Hita Karana.

Sumber : Robert Kusuma - BANGKITNYA HINDU

Selasa, 01 September 2015

AVATAR

Slim : Bawa Cd film apa bro ?
Sindu : Nih film Kartun AVATAR bro,,,,The Last Air Bender.
Slim : ha ha ha,,,,ternyata kamu masih suka film anak-anak bro,,,Apanya yang kamu suka di film itu ?
Sindu : Seru banget itu lho,,,, Peradaban manusia terbagi-bagi menjadi empat bangsa, Suku Air (Water Tribe), Kerajaan Bumi (Earth Kingdom),Pengembara Udara (Air Nomads), dan Negara Api (Fire Nation). Dalam setiap bangsa ada orang-orang yang dipanggil Bender dalam hal ini dianggap "Pengendali" yang memiliki kemampuan mengendalikan unsur alam sesuai bangsa mereka. Seni mengendalikan unsur alam ini merupakan perpaduan gaya seni beladiri dan unsur alam. Awalnya ke empat Negara tersebut hidup dalam kedamian. Kemudian Negara Api mulai menginvasi dan melakukan penaklukan terhadap negara-negara lainnya sehingga kekacauan dimana-mana. Disanalah peran seorang Avatar yang bernama Aang untuk mengembalikan keseimbangan dunia. Keren kan ceritanya ?
Slim : Yah mirip dimana ada sekelompok orang yang berusaha ingin mendirikan kekahilfahan dengan cara-cara kekerasan. Mereka akan berusaha dengan kekerasan untuk mengajak orang-orang dalam keyakinan mereka. Jelas sekali kedamian akan terkoyak. Terus terang aku tidak setuju dengan cara-cara seperti itu. Ada cara lain yang lebih santun dan damai untuk memberikan dakwah.
Kris : Apa yang di maksud dengan Avatar bro Sindu ?
Sindu : Istilah Avatar berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Avatāra, yang berarti "turun". Dalam mitologi Hindu, para dewa memanifestasikan dirinya dengan turun menjelma ke dunia untuk mengembalikan keseimbangan di muka bumi setelah mengalami zaman kejahatan, dan mereka disebut Sang Avatar.
Kris : Kok Tuhan bisa turun ke dunia bro ??? kesucian Tuhan kan berkurang jadinya. Kamu kan pernah mengatakan bahwa Tuhan tak berwujud kok sekarang berwujud manusia? gimana nih ?
Slim : emang Tuhanmu gak turun juga bro ? ha ha jangan lupa bro,,,
Kris : Eh iya,,,,
Sindu : Dalam keyakinanku tepatnya yang turun ke dunia ini adalah sinar suci beliau yang disebut dengan Dewa. Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi adalah maha suci dan tak terpikirkan. Dimana Tuhan adalah maha berkehendak, ya itu adalah kehendak beliau untuk menjelma menjadi apa saja. Kalau kita mulai membatasi Tuhan tidak bisa begini dan begitu, berarti Tuhan adalah terbatas dan tidak maha berkehendak. Berarti manusia sudah mulai membatasi Tuhan.
Slim : Siapa aja dalam keyakinanmu Dewa yang pernah turun ke dunia ?
Sindu : Hampir seluruh dewa pernah turun ke dunia. Namun yang paling sering diceritakan dalam purana-purana adalah Dewa Wisnu. Mengapa Dewa Wisnu, karena memang fungsi dari beliau adalah sebagai pemelihara alam semesta ini. Jadi beliaulah yang dianggap paling bertanggung jawab menjaga keseimbangan alam ini. Dalam Purana, Dewa Wisnu menjelma sebagai Awatara yang turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan dan kehancuran. Wujud dari penjelmaan Wisnu tersebut beragam, hewan atau manusia. Awatara yang umum dikenal oleh umat Hindu berjumlah sepuluh yang disebut Dasa Awatara atau Maha Avatār.
Kris : Aku tau sedikit ceritanya tentang 10 awatara itu. Apa mungkin kok ikan bisa menyelamatkan dunia, Kura-kura bisa selamatkan dunia, bahkan babi bisa menyelamatkan dunia,,,,gimana itu bro,,,biasanya ada pesan di balik cerita itu. Ya Kan Sindu ?
Sindu : Bagi yang mempercayai 10 Awatara adalah sebuah kisah nyata, silahkan. Bagi yang ingin mencari pengetahuan dibalik kisah itu juga silahkan. Itulah Weda dimana memberikan kebebasan untuk umatnya.
Slim : bisakah kamu menceritakan apa dibalik 10 Awatara itu ?
Sindu : Aku akan mengupas dengan caraku sendiri. Aku akan berusaha menghubungkan hal ini dengan sains. Mari kita mulai :
1. Matysa Awatara
Munculnya Dewa wisnu ke dunia ini dalam bentuk ikan.
Pada kehidupan di bumi = ikan merupakan binatang air. Pada awal terbentuknya dunia yang ada adalah kehidupan satwa air. Jaman Ordovisium (500 - 440 juta tahun lalu) Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
2. Kurma Awatara.
Munculnya Dewa Wisnu ini dalam bentuk kura-kura. Pada kehidupan di bumi = Setelah munculnya hewan-hewan laut maka jenis binatang yang kedua diciptakan adalah hewan-hewan yang merayap seperti reptil. Jaman Karbon (360 - 290 juta tahun lalu) Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
3. Waraha Awatara.
Munculnya Dewa Wisnu ini dalam bentuk Babi Hutan. Pada kehidupan di bumi = Setelah terciptanya mahluk-mahluk air dan reptil, maka binatang berikutnya memiliki jenis hewan berkaki empat yang pada umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan. Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu) Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura jumlahnya meningkat. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
4. Narasimha Awatara.
Munculnya Dewa Wisnu ini dalam bentuk berkepala harimau dan berbadan manusia. Pada kehidupan di bumi = setelah terciptanya hewan-hewan pemakan tumbuhan, maka munculah hewan-hewan pemakan daging (carnivora) yang bertujuan untuk menyeimbangkan alam. Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu) Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu) Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia.
5. Wamana Awatara.
Munculnya Dewa Wisnu ini dalam bentuk anak kecil atau sering juga dilambangkan dengan manusia cebol. Pada kehidupan di bumi = Manusia adalah mahluk Tuhan yang diciptakan paling belakang. Sesuai dengan teori evolusi manusia diciptakan tidaklah bentuknya seperti sekarang. Namun menyerupai kera. Itulah sebabnya lambang Wamana Awatara adalah manusia cebol ( manusia yang tidak sempurna). Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu - sekarang) Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen.
6. Parasurama Awatara.
Munculnya Dewa Wisnu ini dalam bentuk seorang Brahmana-Kesatria yang bersenjatakan kapak dan panah. Manusia modern anatomis berevolusi dari Homo sapiens purba pada masa Paleolitik Tengah, sekitar 200.000 tahun lalu. Munculnya manusia modern anatomis menandakan permulaan dari subspesies Homo sapiens sapiens, yaitu subspesies dari Homo sapiens yang mengikutkan semua manusia modern. Disini penggunaan senjata dalam berburu sudah mulai berkembang. Di jaman ini sudah mengenal bahasa dan hidup secara berpindah-pindah dan menggantukan diri pada alam. Pertemuran sering terjadi antara kelompok manusia untuk memperebutkan wilayah dan makanan.
7. Rama Awatara.
Rama merupakan awatara yang ke- 7. Kisah tentang cerita Ramayana terkenal di seluruh dunia. = Pada zaman ini manusia sudah hidup secara organisasi dan membentuk sebuah kerajaan yang mana orang-orang sudah bisa menghormati seorang pemimpin atau raja. Dinasti Rama diperkirakan berkuasa di bagian Utara India – Pakistan – Tibet hingga Asia Tengah pada tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM. Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya “Seven Rishi City” yang salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).
8. Krishna Awatara
Diceritakan Dewa Wisnu turun ke dunia untuk memberikan semangat kepahlawanan kepada Arjuna agar bisa memecahkan keragu-raguan dalam dirinya untuk berperang melawan kejahatan yang di Pimpin oleh Doryadana. Cerita Mahabarata sangat terkenal di seluruh dunia. . Kisah ini menceritakan konflik hebat keturunan Pandu dan Dristarasta dalam memperebutkan takhta kerajaan. Menurut sumber yang di dapatkan, epos ini ditulis pada tahun 1500 SM. Namun fakta sejarah yang dicatat dalam buku tersebut masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding penyelesaian bukunya. Artinya peristiwa yang dicatat dalam buku ini diperkirakan terjadi pada masa ±5000 tahun yang silam.
Pada jaman ini orang-orang sudah mulai memperebutkan kerajaan, materi dan kekuasaan sehingga beberapa orang akan memilki pikiran yang gelap. Disitulah kekuatan agama berperan di dalam memberikan pencerahan kepada orang-orang yang melenceng melakukan adharma. Kisah ini terjadi pada jaman Dwapara Yuga. pada jaman ini orang-orang sudah mulai memperebutkan kerajaan, materi dan kekuasaan sehingga beberapa orang akan memilki pikiran yang gelap. Disitulah kekuatan agama berperan di dalam memberikan pencerahan kepada orang-orang yang melenceng melakukan adharma. Kekuatan antara Dharma dan Adharma sudah mulai berimbang di alam ini.
9. Buddha Awatara. Pangeran Siddharta Gautama lahir sekitar abad ke tujuh sebelum masehi ( 623 SM atau 2400 tahun yang lalu). Keinginan Siddharta untuk menjadi Buddha terlintas ketika ia melihat empat hal tersebut, orang tua, orang sakit, orang mati, dan peminta-minta. Keempat hal tersebut pula yang membuka pikirannya untuk mencari obat penawarnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi pertapa dan berkeliling mencari pertapa-pertapa terkenal dan mengikuti ajarannya, namun semuanya tidak membuat Siddharta puas. Beliau banyak menemukan penympangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para Brahmana demi kepentingannya. Akhirnya ia menemukan pencerahan ketika bertapa di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya pada malam Purnama Sidhi bulan Waisak. Buddha Awatara terjadi pada jaman Kali Uga. Siddharta adalah orang yang ke 27 yang mencapai pencerahan. Siddharta Gautama tidak ada maksud untuk mendirikan kepercayaan baru. Ia hanya mempertegas ajaran-ajaran Weda dengan ahimsa dan memahami penderitaan dalam hidup. Dari Panca Sradha, hampir tidak ada point yang dibuang. Inilah awal jaman kali Uga, dimana Budi pekerti manusia sudah mulai luntur. Pada jaman ini masyarakat sudah banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap ajaran agama. Budhi baik sudah ditinggalkan sehingga orang-orang beranggapan hartalah yang menjadi patokan utama.
10. Kalki Awatara
Kalaki) adalah awatara kesepuluh dan Maha Avatāra (inkarnasi) terakhir Dewa Wisnu Sang pemelihara, yang akan datang pada akhir zaman Kali Yuga ini (zaman kegelapan dan kehancuran). Kata Kalki seringkali merupakan suatu kiasan dari “keabadian” atau “masa”. Asal mula nama tersebut barangkali berasal dari kata “Kalka” yang bermakna “kotor”, “busuk”, atau “jahat” dan oleh karena itu Kalki berarti “Penghancur kejahatan”, “Penghancur kekacauan”, "Penghancur kegelapan", atau “Sang Pembasmi Kebodohan”. Dalam bahasa Hindi, kalki avatar berarti “inkarnasi hari esok”. Kalki Awatara ini terjadi pada jaman Kali Uga. Pada jaman inilah benar-benar terjadi krisis moral dimana nafsu dan keinginan berkuasa pada diri seseorang. Untuk menilai sesuatu tolak ukurnya adalah harta. Namun dimana ada kejahatan, disitu pasti ada pahlawan. Sampai pada akhirnya akan terjadi kehancuran (Mahayuga) dan kembali lagi kejaman keemasan ( Satya Yuga).
Slim : Nah yang terakhir ini nih,,,,Kalki Awatara adalah nabi saya. Ramalan tentang Nabi Muhammad itu terdapat dalam kitab agamamu. Benarkah Ndu ? Seorang Prof. Pundit Vaid Parkash/Prof. Waid Barkash Dari Universitas Allahabad menulis ini dalam bukunya.
Sindu : Temanku sempat menelpon Universitas Allahabad di India dan bertanya tentang Prof. WAID BARKASH .Ternyata tidak ada yang tau professor tersebut. kalau memang benar kamu meyakini ramalan dalam kitab agamaku, berarti kamu sudah membenarkan bahwa kitabku juga berasal dari Wahyu Tuhan. Kalau kamu yakin Kalki Avatar adalah Nabi mu, itu berarti kamu sedang mempercayai reinkarnasi. Kalki diperkirakan akan muncul pada akhir jaman kali Yuga. Jaman Kali Uga berlangsung dari jaman munculnya Buddha Awatara, Masa Kali Uga akan berlangsung selama 432.000 tahun lamanya. Jaman Kali baru berlangsung selama 2500 dan masih ada 429.500 tahun lamanya masa kali Uga. Setelah munculnya Kalki Awatara diramalkan jaman akan kembali ke Satya Yuga atau jaman keemasan. Nah lihat saja ketika Nabi sudah datang dan kemudian meninggal, apakah jaman sudah menjadi aman dan damai ? Faktanya Timur Tengah masih saja bergejolak. Ayahnya Nabi bernama Abdulah dan Ayah dari Kalki beranam Visnhuyasa. Dan masih banyak hal-hal yang tidak nyambung.
Kris : makanya Bro,,,jangan asal klaim,,,,yang akhirnya kita terjebak dalam klaim yang kita buat sendiri,,he he he he,,,,,,
Semoga bErmanfaat. Salam Damai.

Sumber :  Robert Kusuma - BANGKITNYA HINDU

Senin, 03 Agustus 2015

Om Namah Shivaya

Mantra pemujaan Dewa Shiva yaitu "Om Namah Shivaya" disebut mewakili semua mantra dari tantra, karena keluasan maknanya laksana samudera yang memiliki banyak sekali  rahasia.

Secara literal dalam bahasa sansekerta "Om Namah Shivaya" berarti saya mohon perlindungan, tuntunan dan keselamatan dari Dewa Shiva. Tapi maknanya tidak hanya sampai disitu. Mantra "Om Namah Shivaya" memiliki kandungan kekuatan luar biasa, dimana setiap suku kata menuai karunia tersendiri dalam menyelamatkan jiwa dari belenggu pikiran dan belenggu samsara.

Mantra "Om Namah Shivaya" adalah panca aksara sebagai karunia kemaha-sucian tertinggi Dewa Shiva sebagai keseluruhan alam semesta kepada jiwa-jiwa. Na berarti karunia Beliau, Ma berarti alam semesta, Si adalah Shiva, Va mengungkap rahasia karunia-Nya dan Ya adalah jiwa.

Mantra "Om Namah Shivaya" adalah panca aksara sebagai seluruh alam semesta itu sendiri yang terdiri dari lima unsur dasar [panca maha bhuta], yaitu : Na adalah unsur padat [pertiwi], Ma adalah unsur air [apah], Si adalah unsur cahaya [teja], Va adalah unsur udara [bayu] dan Ya adalah unsur ruang [akasha].

Mantra "Om Namah Shivaya" juga adalah panca aksara yang terkait langsung dengan prinsip-prinsip yang mengatur masing-masing dari lima lapisan badan kita [panca maya kosha], yaitu Na terkait pada badan fisik  [annamayakosha], Ma terkait pada badan prana [pranamayakosha], Shi terkait pada badan pikiran [manomayakosha], Va terkait pada badan kebijaksanaan [vijnanamaya kosha] dan Ya terkait pada badan kesadaran [anandamayakosha]. Sedangkan pranava mantra Om / Aum di depan terkait pada Atman.

Dan yang terpenting, ketika kita melakukan menjapakan mantra "Om Namah Shivaya", kita sesungguhnya sedang melakukan upaya mengakses energi mahasuci kesadaran kosmik Dewa Shiva. Dengan kata lain, kita sedang menjapa makna rahasia yang tersembunyi di dalam inti kesadaran kosmik Dewa Shiva.

MANFAAT SADHANA

Ada manfaat yang demikian berlimpah dari kemuliaan sadhana ini, yang terbagi menjadi tiga rentang waktu ketekunan kita di dalam melakukan penjapaan mantra :

A. Manfaat seketika

Bila kita melakukan penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" dengan tepat, maka ini adalah beberapa manfaat seketika yang dicapai, yaitu :

1. Sewaktu kita menjapa mantra "Om Namah Shivaya", kita mengisi pikiran kita dengan limpahan energi-energi mahasuci dari kesadaran kosmik Dewa Shiva. Ini membuat badan dan pikiran kita lebih murni dan tingkat kesadaran kita secara niskala lebih tinggi. Karena kita melakukan upaya mengakses energi mahasuci kesadaran kosmik.

2. Penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" akan membangun keteguhan dan kejernihan pikiran kita, karena penjapaan mantra membuat riak-riak pikiran dan cengkraman energi buruk mereda di dalam diri kita. Sehingga kita tidak lagi rapuh atau emosional menghadapi pengaruh keadaan yang buruk diluar, serta pikiran tidak lagi berkeliaran kemana-mana. Ketika kondisi ini tercapai, maka kita mendapatkan ketenangan pikiran.

B. Manfaat jangka waktu tertentu

Bila kita tekun melakukan penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" dan dengan cara yang tepat, maka ini adalah beberapa manfaat yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu, yaitu :

1. Mantra ini dapat mengembalikan semua tulah kutukan dan mantra lainnya yang berusaha melukai kita,semua hal yang berupa rintangan dan tidak baik akan dilontarkan kembali pada asalnya. Mantra ini memberi perlindungan dari kekuatan-kekuatan negatif.

2. Seiring waktu ketekunan penjapaan mantra"Om Namah Shivaya" dapat meredakan keliaran pikiran kita, seperti keserakahan, rasa takut, trauma, keinginan-keinginan liar, iri hati, marah dan benci. Disinilah dampak awal penjapaan mantra akan mulai dirasakan, dimana dalam kehidupan sehari-hari pikiran dan emosi negatif akan terkikis, serta obyek-obyek indriya juga akan kehilangan cengkeramannya kepada pikiran kita. Karena energi dari penjapaan mantra mengharmoniskan energi pikiran kita. Pikiran kita akan lebih tenang-seimbang. Tersembuhkan dari ketidakstabilan jiwa seperti sifat emosional, pendendam, halusinasi, dsb-nya.

3. Mantra ini membersihkan setiap kerak kekotoran diri dan karma buruk yang kita lakukan. Menjapa mantra "Om Namah Shivaya" dengan tekun dan pikiran terfokus akan mengikis karma buruk. Pengikisan karma buruk memiliki dampak yang membuat kita dapat mengalami peningkatan ke arah lebih baik, lebih lancar dan lebih terang dalam berbagai bidang kehidupan.

4. Bila sadhana ini terus rutin kita lakukan di rumah kita dalam jangka waktu tertentu, juga akan bermanfaat untuk membersihkan lingkungan rumah dari pengaruh energi buruk. Penjapaan mantra akan menghasilkan pola getaran energi mantra yang suci yang menetralisir pengaruh energi buruk di sekitar kita. Dengan semakin sering dan konsisten kita melakukan japa mantra, hasilnya akan memberi pengaruh lebih baik kepada rumah tempat tinggal kita.

5. Menjapa mantra "Om Namah Shivaya" dengan tekun dan pikiran terfokus, akan dapat menyentuh hati dan menggugah Dewa Shiva secara langsung, sehingga Beliau berkenan hadir dan menampakkan diri kepada kita. Cahaya-Nya akan membantu menerangi dan membebaskan kita dari kegelapan dalam bentuk godaan-godaan duniawi yang tidak ada habis-habisnya ini.

C. Manfaat jangka panjang

Bila kita selalu terus-menerus tekun melakukan penjapaan mantra "Om Namah Shivaya" dan dengan cara yang tepat, maka dalam jangka waktu yang panjang ini adalah beberapa manfaat yang akan dicapai, yaitu :

1. Mantra ini menumbuhkan sifat welas asih dan kebijaksanaan. Dengan semakin berkembangnya sifat-sifat sattvika di dalam diri kita, maka kemahasucian dari kesadaran kosmik Dewa Shiva perlahan akan semakin nyata kita hadirkan dalam jiwa.

2. Dapat menghasilkan kontak yoga antara kekuatan kesadaran di dalam diri dan kekuatan Dewa Shiva. Dengan kata lain mencapai "penyatuan dewa dan manusia", dimana kekuatan penyatuan ini dapat menghasilkan karunia-karunia luar biasa seperti terbukanya trineta [mata ketiga], atau karunia dapat mengunjungi alam-alam dewa, memperoleh ajaran rahasia Beliau, dsb-nya.

3. Menjapa mantra "Om Namah Shivaya" dengan tekun dan pikiran terfokus, maka sewaktu meninggal dunia, Dewa Shiva akan muncul untuk menjemput kita ke alam suci-Nya [Shiva Loka]. Tidak hanya di masa kini, tapi para orang-orang suci di masa lampau juga telah mengkonfirmasi bahwa karunia dari menjapa mantra "Om Namah Shivaya" sungguh besar, sehingga dapat melenyapkan semua karma buruk kita yang tertumpuk dari masa lampau yang tak terhingga. Disaat kita mengalami kematian akan mendapat perlindungan dari Dewa Shiva di alam suci-Nya. Ini tentu sebuah karunia perlindungan, tuntunan dan keselamatan yang luar biasa.

INISIASI MANTRA

Langkah penting di awal adalah kita melakukan mantra-upasana atau mantra-diksha [inisiasi mantra] yang dilakukan melalui seorang guru atau seorang spiritual yang wikan, yang murni dan memiliki siddhi untuk melakukan inisiasi [disebut seorang upasaka]. Karena beliau-beliau ini memiliki kemampuan untuk melakukan adhistana [blessing, pemberkatan] ishta dewata dan memiliki kekuatan abhiseka [empowerment, menanam kekuatan mantra dalam tubuh murid].

Bila tanpa inisiasi, kita perlu melakukan japa mantra sebanyak 100 ribu kali untuk mencapai mantra puraschana [mantra siddhi]. Sedangkan kalau sudah inisiasi tidak perlu sebanyak itu. Karena kalau tanpa inisiasi yang bekerja dalam penjapaan mantra hanyalah kekuatan sadhana kita saja. Sedangkan kalau sudah melalui inisiasi, kekuatan sadhana kita bekerja bersama-sama dengan shakti mantra yang sudah tertanam di dalam diri.

Tapi kalau kita belum ada karma baik untuk bertemu dengan seorang upasaka, janganlah kecewa atau mundur, kita tetap lakukan saja penjapaan mantra. Yang penting kita tekun dan tulus, cepat atau lambat mantra puraschana juga akan tercapai.

URUTAN PENJAPAAN

Tahap 1 : Mohon pemberkatan Dewa Ganesha

Sebelum melakukan pemujaan Dewa Shiva, selalu kita dahului dengan puja Dewa Ganesha [Sanghyang Btara Ganapati]. Karena Dewa Ganesha adalah pembuka jalan menuju Dewa Shiva. Dan menjapakan mantra Ganesha memiliki manfaat untuk membantu melenyapkan segala rintangan dan memperoleh kesuksesan. Ini agar sadhana yang kita lakukan memperoleh keberhasilan.

1. Kalau kita menjapa dengan japa-mala, pegang dan posisikan japa mala di dada. Kalau tanpa japa-mala bentuk mudra untuk pemujaan Ganesha. Kedua telapak tangan menyatu rapat disaling-silangkan. Kedua ujung ibu jari mengacung keatas. Mudra ini diposisikan di tengah dada [chakra jantung].
 Foto kiri  : menjapa dengan japa mala. Foto kanan : menjapa dengan mudra.

 2. Pejamkan mata dan lakukan mantrarthabhavana [konsentrasi melakukan visualisasi atau membentuk bayangan mental] kehadiran Dewa Ganesha.

3. Japakan mantra puja Ganesha : “Om Gum Gam Ganapatyai Namaha. Kalau menggunakan japa-mala lakukan sebanyak 1 putaran  [108 kali]. Kalau tanpa japa-mala, tapi memakai mudra, japakan sebanyak-banyak yang kita rasa cukup [pakai intuisi] dan minimal sebanyak 21 kali. Sambil terus melakukan visualisasi kehadiran beliau.

Tahap 2 : Mohon pemberkatan Dewi Durga

Akan baik kalau sadhana ini juga kita dahului dengan puja Dewi Durga [Sanghyang Btari Durga], sebagai shakti Beliau.

1. Kalau kita menjapa dengan japa-mala, pegang dan posisikan japa mala di dada. Kalau tanpa japa-mala bentuk mudra untuk pemujaan Durga. Jari tengah dan jari manis menumpuk, tangan kiri diatas. Ujung-ujung ibu jari, telunjuk dan kelingking bertemu. Ujung-ujung ibu jari mengarah dan menempel ke tengah dada [chakra jantung], sedangkan ujung-ujung telunjuk dan kelingking mengarah keluar.

 Foto kiri  : menjapa dengan japa mala. Foto kanan :menjapa dengan mudra.

 2. Pejamkan mata dan lakukan mantrarthabhavana [konsentrasi melakukan visualisasi atau membentuk bayangan mental] kehadiran Dewi Durga.


3. Japakan mantra puja Durga : “Om Dum Durgayai Namaha. Kalau menggunakan japa-mala lakukan sebanyak 1 putaran  [108 kali]. Kalau tanpa japa-mala, tapi memakai mudra, japakan sebanyak-banyak yang kita rasa cukup [pakai intuisi] dan minimal sebanyak 21 kali. Sambil terus melakukan visualisasi kehadiran beliau.

Catatan  :  Bila anda menginginkan menambahkan melakukan pemujaan Ista Dewata lainnya, seperti misalnya Dewi Gayatri [Gayatri Maha-Mantra], Dewi Sarasvati [Om Aim Sarasvatyai Namaha], dsb-nya, anda bisa melakukannya di sela-sela pemujaan Dewi Durga dan Dewa Shiva ini.


Tahap 3 : Sadhana Pemujaan Dewa Shiva

1. Kalau kita menjapa dengan japa-mala, pegang dan posisikan japa mala di dada. Japa-mala terbaik dan paling tepat untuk memuja Dewa Shiva adalah menggunakan japa-mala dari biji rudraksha [genitri]. Kalau tanpa japa-mala bentuk mudra Shiva Linggam. Telapak tangan kiri terbuka keatas. Diatasnya telapak tangan kanan menggenggam dengan ibu jari mengacung keatas. Mudra ini diposisikan dengan genggaman tangan kanan tepat di tengah dada [chakra jantung].
 Foto kiri  : menjapa dengan japa mala. Foto kanan :menjapa dengan mudra.

2. Pejamkan mata dan lakukan mantrarthabhavana [konsentrasi melakukan visualisasi atau membentuk bayangan mental] kehadiran Dewa Shiva.
 

3. Japakan mantra puja Shiva : “Om Namah Shivaya”. Kalau menggunakan japa-mala lakukan sebanyak-banyaknya putaran japa mala yang kita mampu. Kalau tanpa japa-mala, tapi memakai mudra, juga japakan sebanyak-banyaknya. Sambil terus melakukan visualisasi kehadiran beliau.

Semoga Sanghyang Btara Shiwa memberkati anda semua.

Rumah Dharma – Hindu Indonesia
Purnama Katiga, 19 September 2013





 

SENJATA TERHEBAT

Slim : Selfi yuk! 123 jepret,,,,,lagi lagi,,,,,123 jepret,,,,oke Bro Sindu. Habis ini aku mau edit pake Cam 360. Beres dah….Wajah beru jadi baru,,,,,kulit koreng, jadi keren,,,,foto gelap jadi mengkilap. Bener-bener aplikasi yang hebat.
Sindu : canggih sekali Bro ya alat sekarang. Jangankan disuruh bikin, makai aja kadang masih susah. Tak disangka jaman sekarang, setiap orang punya smartphone. Bahkan satu orang bisa bawa 2 sampai 3 smartphone. ce ce ce,,,Amerika punya Apple, Motorola, Facebook, Google, Youtube. Korea Punya Samsung, LG,Acer, Asus. Jepang punya Sharp, Sony, Panasonic. Finlandia punya Nokia. Nah kalau Indonesia punya apa ????
Slim : punya waktu untuk makai…ha ha ha ha ,,,,,dari bangun tidur,,,jepret,,,,update status. Mau berangkat kerja, update status…..dijalan sambil naik motor,,,,update status. Habis itu motor nyemplung ke kali,,,,jepret update status. Anehnya udah bikin status kecelakaan,,,eh malah banyak “like”. ha ha ha ha,,,,,punya barang baru, jeprettttt. Punya pacar baru jepreeet,,,ups,,,,ketahuan digampar ama pacar.
Sindu : Dikasi Apple yang tidak utuh aja orang Indonesia mau kok…malah digemari dan berebut lagi….ce ce ce ce
Slim : Maksud Loe ?
Sindu : hp merek Apple dari Amerika itu kan logonya Apple yang gak utuh. Diakasi Apple utuh dari Malang yang seger dan sehat, ehhh mereka malah nolak,,ha ha ha ha,,,,
Slim : sekarang serba “Online” Bro,,,,,kalau dulu serba “Ohlain”,,,,dulu beli barang harus keluar rumah, sekarang cukup duduk di rumah saja. Pencet, transfer uang, barang datang,,,,tapi kalau salah “lapak” bisa nangis berhari-hari. Kalau dulu pedagangnya yang deg-degan, kini pembelinya yang deg-degan.
Sindu : Semakin canggih jaman, semakin canggih juga kejahatan dan criminal. Jangankan orang dewasa, anak-anak saja udah banyak berbuat criminal atau kenakalan remaja.
Slim : kira-kira kalau menurut kamu sebabnya apa bro ?
Sindu : kalau menurut aku, anak-anak sekarang sudah memegang senjata paling berbahaya di dunia.
Slim : lho kok bisa ? apa itu ?
Sindu : Kalau yang namanya senjata, apabila digunakan dengan baik akan membantu pekerjaan kita, apabila dilakukan dengan tidak benar, maka akan membahayakan tuannya dan orang lain. Yang kita bicarakan tadi,,,namanya SMARTPHONE and COMPUTER. Jika digunakan dengan bener, kita ibaratnya bawa kamus berjalan. Tanya apa saja bisa. Hanya 2 yang gak bisa dijawab ama Mbah Googgle. Yaitu masa lalu kita dan kemana kita setelah meninggal ini. he he he he ,,,,,,
Slim : bahayanya apa bro ?
Sindu : Orang tua sekarang gaya, kecil-kecil anaknya udah di kasi SmartPhone. Mereka tidak tau bahayanya sangat besar. Tinggal klik mbah Google gambar, kemudian masukan kata kuci “porn”. tralalalala…. dari gambar ngangkang berbagai gaya sudah langsung muncul. Begitu mudahnya mereka mendapatkan informasi tentang Pornografi. Menurut para pakar , Pornograpi dapat merusak lima bagian otak anak, sedangkan narkoba yang rusaknya hanya tiga. Pornografi adalah perusak otak, lebih dari methapetamin. Bagian otak prefrontal conteks anak akan hancur. Bagian tersebut merupakan bagian otak yang mengontrol moral dan nilai, pengontrolan diri, dan pengambilan keputusan.
Slim : Betul sekali, walaupun katanya pemerintah sudah memerangi pornografi, toh sampai sekarang masih saja mudah untuk mendapatkannya. Tetanggaku kemarin nikah dini Bro,,,kecelakaan katanya. Kira-kira ada gak dalam Hindu bagaimana cara mendidik anak-anak menjadi lebih baik ?
Sindu : Anak bisa membuat nama orang tua menjadi harum atau buruk. Salah mendidik atau pengawasan, akan bisa membuat hancur nama keluarga.
“Seluruh hutan menjadi harum baunya, karena terdapat sebuah pohon yang berbunga indah dan harum semerbak. Demikian pula halnya bila dalam keluarga terdapat putra yang Suputra” (Canakya Nitisastra II.16).
”Seluruh hutan terbakar hangus karena satu pohon kering yang terbakar, begitu pula seorang anak yang kuputra (buruk karakternya), menghancurkan dan memberikan aib bagi seluruh keluarga” (Canakya Nitisastra II.15).
“Kegelapan malam dibuat terang benderang hanya oleh satu rembulan dan bukan oleh ribuan bintang, demikianlah seorang anak yang Suputra mengangkat martabat orang tua, bukan ratusan anak yang tidak mempunyai sifat-sifat yang baik”. (Nitisastra IV.6).
Slim : Sloka yang sangat bagus. Trus bagaimana cara mendidik yang baik ?
Sindu : Ada lima kewajiban orang tua yang termuat dalam Nitisastra VIII.3 yang disebut sebagai Panca Vida.
1.Sang Ametwaken. Kedua orang tua berkewajiban merawat dengan baik sang anak mulai dari kandungan. Menjaga pikiran sang ibu, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi tinggi yang bagus untuk sang janin.
2. Sang Nitya Maweh Bhinojana. Kedua orang tua harus mencukupi kebutuhan makanan sang anak. Mulai dari memberi asi yaitu cairan yang keluar dari tubuhnya sendiri. Walaupun dalam keadaan ekonomi lemah, orang tua rela medahulukan makanan untuk sang anak.
3. Sang Mangu Padyaya, ayah dan ibu menjadi pendidik dan pengajar utama. Sejak bayi anak-anak diajari menyuap nasi, merangkak, berdiri, berbicara, sampai menyekolahkan. Pendidikan dan pengajaran oleh ayah dan ibu merupakan dasar pengetahuan bagi kesejahteraan anak-anaknya di kemudian hari.
4. Sang Anyangaskara, ayah dan ibu melakukan upacara-upacara manusa yadnya bagi anak-anaknya dengan tujuan mensucikan atma dan stula sarira. Upacara-upacara itu sejak bayi dalam kandungan sampai lahir, besar dan dewasa: Magedong-gedongan, Embas rare, Kepus udel, Tutug Kambuhan, Telu bulanan, Otonan, Menek kelih, Mepandes, Pawiwahan.
5. Sang Matulung Urip Rikalaning Baya, ayah dan ibulah melindungi anak-anaknya bila menghadapi bahaya, menghindarkan pengaruh negative, serangan penyakit dan menyelamatkan nyawa anak-anaknya dari bahaya lainnya. Salah satunya adalah menghindarkan bahaya pornografi pada sang anak.
Slim : Jaman serba cepat, informasi serba cepat. Apalagi yang perlu dilakukan agar bisa mendidik anak di jaman modern ini ?
Sindu : sebagai orang tua kita harus meningkatkan 4 kecerdasan Anak. Sebagaimana lambang Dewa Brahma yang bermuka 4.
1. Kecerdasan Spiritual. Ini adalah kecerdasan dasar yang harus dimiliki seorang anak. Kecerdasan ini bisa di dapat melalui para guru suci. Di awal sebaiknya anak-anak dimasukan ke dalam pesraman dan mendapatkan pengetahuan agama secara baik. Anak-anak sangat bagus dikenalkan cerita-cerita Tantri, Mahabaratha dan Ramayana.
2. Kecerdasan Emosional. Kecerdasan bagaimana ia bersosialisasi dengan keluarga, teman dan orang asing. Orang tua harus menunjukan contoh bersikap terhadap orang lain.
3. Kecerdasan Intelektual. Kecerdasan ini bisa didapatkan disekolah dan tentunya dengan dukungan dan bantuan orang tua mengajar di rumah.
4. Kecerdasan Financial. Kecerdasan ini akan membuat sang anak belajar tidak memaksa untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Kecerdasan ini bisa didapatkan melalui mengajarkan anak menabung mulai usia dini. Belajar disiplin berbelanja, dan pentingnya tetang hidup sederhana. Jika memungkinkan anak-anak diikut sertakan dalam membantu orang tua mencari nafkah (kerja ringan).
Slim : Jadi kesimpulannya, kita sebagai orang tua harus bisa kapan sebaiknya senjata hebat itu diberikan pada sang anak. Jika 4 kecerdasan sang anak sudah ia miliki, dia akan bisa menyaring apa yang baik dan apa yang buruk untuk dirinya. Mirip seperti Angsa yang mampu memakan makanan di lumpur sekalipun.
Sindu : cieeee,,, Sehabatku sudah mulai berfilsafat,,,,

Sumber :  Robert Kusuma- BANGKITNYA HINDU

Minggu, 02 Agustus 2015

Jele Usahe Dadi Inguh

Slim : Ternyata kita udah 14 kali ketemu berdialog masalah keyakinan.
Kris : Sedikit demi sedikit aku mulai ketahui tentang Hindu. Dulu aku beranggapan bahwa Hindu itu agama yang sudah usang dan kuno. Mulai dari teori Dewa-dewi, Lahir kembali, dls.
Sindu : ha ha ha….kalian bertanya, ya aku berusaha jawab. Kalaupun jawabanku agak sedikit liar dan menyinggung perasaan kalian, aku mohon maaf. Berbicara pada kalian yang beda keyakinan, sangat sulit tidak menyentuh atau membuat sebuah perbandingan. Tapi beruntung aku punya sahabat seperti Slim dan Kris yang mau terbuka bahwa kita memang perlu mempelajari, membandingkan dan membedah masing-masing kitab. Kenapa ? karena kita beragama bukan karena pilihan kita sendiri tapi pilihan orang tua. Di luar negri khususnya di Negara-negara maju, memang ada mata kuliah yang khusus mempelajari agama-agama yang ada.
Kris : Santai aja Ndu,,,,mari kita bertukar pikiran. Oh ya…beberapa hari yang lalu aku sempat lewat di Wilayah Bali bagian Timur. Ada sebuah pura dimana aku lihat ramai sekali dan semua orang berpakaian adat Bali. Karena penasaran, aku mulai mendekat, dan ternyata di dalam pura ada arena judi tajen. Yang Aku mau tanyakan bro, kok bisa di dalam Pura ada judi ? apa memang di bolehkan hal tersebut di agama Hindu ?
Slim : nah,,,,Ndu. Kayaknya yang ini kamu gak bisa ngelak. Kok bisa ditempat suci ada hal semacam itu ?
Sindu : hemmmm….ya itu memang betul bro. Tapi itu oknum
Slim : Giliran gak bisa ngelak, pasti dibilang oknum.
Kris : Hayo Ndu akui saja, kalau diagamamu memang membolehkan judi itu terutama sabung ayam. Ya Kan ? neh,,,neh,,,neh,,,,si Sindu lagi ngelihat langit,,,,tanda-tanda gak bisa jawab,,,,
Sindu : dalam agamau boleh gak judi itu Slim ?
Slim : jelas enggak lah bro,,,,haram,,,seperti Bang Roma katakan “ judi,,,merusak keimanan”..
Sindu : Kalau dalam agamamu boleh gak judi itu Kris ???
Kris : ho ho ho,,,jangan di tanya lagi, jelas itu dilarang.
Sindu : kalau gitu sama dong…dilarang juga.
Kris : tapi itu buktinya ? jelas2 dilakukan di pura…hayoooo..emang aparat desa atau desa adat tidak mengerti agama ? kok dibiarkan ???
Slim : belum lagi kalau odalan dan ngenteg linggih. Pokoknya judi ramai,,,,,,makin ramai judi, julanku makin laris lho,,,, mereka sibuk judi, aku sibuk jualan,,,nanti kalau yang kalah jual mobil atau tanah, biar aku yang beli,,,,ha ha ha ha ,,,,
Sindu : hik,,,hik,,,hik,,,,
Slim : kenapa Ndu kamu sampai nangis ? maaf aku gak bawa tisu,,,
Sindu : begitulah pinter-pinternya orang untuk melakukan pembenaran. Ada banyak sekali aturan-aturan yang tegas melarang judi itu. Baik dari sloka-sloka dan cerita-cerita Itihasa. Tapi orang yang pinter membuat pembenaran, akan selalu mengaburkan kebenaran. Nah ini ada temanku si Lecir datang. Aku mau panggil dulu dia. Hai Cir,,,sini dong duduk bareng kita!!
Lecir : Ya Bli Sindu. Ada apa ?
Sindu : mau kemana Cir ?
Lecir : Mau berangkat ke tajen Bli. Bli mau ikut ?
Sindu : enggak. Cuma nanya aja. Ngomong-ngomong udah berapa lama kamu main judi Cir ? dan berapa banyak hasil yang sudah kamu dapatkan ?
Lecir : udah 5 tahun Bli. Boro-boro dapat hasil Bli, tanah leluhur saya dipinggir laut sudah habis saya jual. Rencana mau jual lagi tanah tempat tinggal saya yang sekarang. Harga murah, soalnya terbelit hutang.
Sindu : kalau sudah terbelit hutang yang besar, kenapa kamu tetap main judi juga ?
Lecir : he he he ,,,,siapa tau ada harapan menang Bli dan bisa dapat modalnya lagi. Kini Istri juga dah mau cerai, anak-anak kini tinggal sama mertua. Begitulah Bli, aku sangat menderita tapi tidak bisa lepas dari judi ini. Hai Slim, apa kamu mau beli tanahku ?
Slim : asal dijual murah, aku beli bro,,,,biar saudaraku gak ngontrak lagi jualan bakso.
Sindu : berarti bener apa yang dikatakan sloka ini : “Penjudi yang telah kalah tiak dihargai oleh siapapun. Ibu mertuanya membencinya, istri pun melarangnya pulang ke rumah, ia bagaikan pengemis yang tidak dikasihani oleh siapapun, bagaikan kuda yang telah tua yang tidak lagi berguna, ia tidak dapat menikmati kehidupan sebagai penjudi lagi ( Rgveda : 10.34.3)”.
Lecir : Betul Bli. Terus terang aku terkadang mencuri ke rumah tetangga agar bisa bertahan hidup. Belum lagi aku hutang sana hutang sini. Karena semuanya sudah habis. Malu juga meminta terus sama ibuku .
Sindu : berarti bener apa yang dikatakan oleh sloka ini : wahai penjudi, ketika kamu pergi kesana kemari untuk berjudi, istri dan ibumu mendapatkan kesengsaraan dan kesedihan. Untuk mencari uang kamu selalu berhutang, mencuri dan memasuki rumah orang lain, sehingga membuat orang tercekam dalam ketakutan, terutama di malam hari. (Rgveda :10.34.10)
Lecir : Betul Bli. Bulan lalu, aku juga digrebek ama polisi dan berada di sel tahanan berhari-hari. Sangat menyakitkan.
Sindu : Betul apa yang dikatakan sloka ini : Perjudian dan pertaruhan supaya benar-benar dikeluarkan dari wilayah Pemerintahan karena kedua hal itu menyebabkan kehancuran negara. (Manawa Dharmasastra.IX.221 )
Kris : ce ce ce ce ce
Slim : ce ce ce ce ce
Sindu : kenapa tiba-tiba ada banyak cicak ?
Lecir : Bli, adakah solusi untuk diriku ?
Sindu : solusinya adalah sloka ini : “Wahai penjudi jangan bermain judi, lebih baik menjadi petani, di sanalah kekayaan berlimpah ruah, disanalah sapi peliharaanmu, disanalah kebahagiaan istrimu,demikian dikatakan oleh Dewa Sivata ( Rgveda10.34.13)”.
Slim : Weeeekkk ternyata di Hindu lengkap ya. Dari ayat larangan judi hingga solusi….
Sindu : Intinya sloka ini Bro ; Jangan bermain judi ( Rgveda 10.34.13)
Lecir : tapi bagaimana cara melepaskan kebiasaan buruk ini ?
Sindu : gini bro caranya. Kamu kan sudah kalah hingga milyaran rupiah. Berarti kamu sedang membuat usaha atau perusahan besar yang bermodalkan milyaran rupiah. Sekarang buatlah pembukuan dengan 2 kolom. Isinya Kolom menang dan kolom kalah. Jika kamu menang, isi angka di kolom tersebut, jika kalah isi juga di kolom kalah. Totalkan selalu setiap terjadi transaksi. Jika kamu bisa melihat angka kalahmu lebih besar, saya kira kamu akan berhenti. Sama seperti punya perusahan yang rugi terus menerus. Sang pemilik perusahan pasti akan menutup perusahan yang merugi itu.
Kris : he he he ,,,bener bro,,pasti gak ada penjudi yang punya pembukuan. Kalau ada, pasti ia cepet nyadar,,,,
Slim : Sin,,kanapa kamu belum jawab kok di Pura bisa ada Judi? kalau gak bisa jawab, lambaikan tanganmu,,,,,disini ada kamera ,,,biar aku jepret dirimu…..
Sindu : itu adalah Tabuh Rah. Tabuh rah adalah taburan darah binatang korban yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara agama (yadnya). Dasar-dasar penggunaan Tabuh Rah termuat dalam Lontar Siwatattwapurana dan lontar Yadnyaprakerti. Penaburan darah dilaksanakan dengan menyembelih, "perang satha " (telung perahatan) dilengkapi dengan adu- aduan : kemiri; telur; kelapa; andel- andel; beserta upakaranya. Ritual Tabuh Rah yang sebenarnya adalah melepas 2 ekor ayam jantan yang mempunyai taring di kakinya untuk di adu. Begitu tiga kali ayam itu melakukan benturan "tiga parahatan" (3 sehet), ritual itu sudah selesai. Ayam yang dilepas tidak memakai taji dan taruahan. Arti dari ritual itu adalah; Hidup ini penuh dengan pertarungan. Jangan pernah menyerah sampai titik darah penghabisan. Butuh semangat untuk berjuang dan melawan kelemahan-kelemahan kita. Taring yang tajam pada tanduk ayam bisa diibaratkan pikiran yang cerdas adalah senjata utama untuk mengarungi kehidupan ini. Disamping itu harapannya adalah agar manusia2 yang melaksanakan upacara tersebut memiliki nyali yang besar untuk melawan ketidak benaran dan tidak takut untuk kalah.
Slim : berarti orang2 yang melakukan tajen di Pura atau tempat suci itu sedang memplesetkan ajaran Dharma?
Sindu : ya betul, mereka berusaha melakukan pembenaran atas ketidak benaran. Belum lagi dalih mereka mengadakan judi tajen untuk pembangunan tempat suci. Bagaimana bisa menjadi tempat suci kalau sumber untuk membuat tempat suci itu berasal dari hal-hal yang negative? kenapa tidak sekalian membuat tempat suci sumber dananya dari penjualan narkoba ? Sudah jelas judi dilarang dalam agama Hindu karena bisa merusak generasi muda terutama hancurnya kejujuran dan integritas. Dalam cerita Mahabaratha juga sudah digambarkan bagaimana Panca Pandawa hidupnya hancur dan menderita akibat judi. Serta dalam cerita babad Manik Angkeran yang merupakan putra dari Mpu Sidimantra juga hancur hidupnya akibat judi.
Lecir : Ya Bli. Karena tanahku sudah habis, tidak ada lagi tempat untuk bertani, aku transmigrasi aja.
Sindu : ya itu ide bagus kawan,,,,kalau kamu nantinya sudah berhasil di tanah rantau, jangan lupa beli lagi tanah di Bali ya. Biar tidak dimiliki semua oleh orang asing dan orang dauh tukad.
Slim : wah,,,,wah,,,wah,,,,ternyata Hindu asyik ye,,,,,
Semoga bermanfaat

Sumber :  Robert Kusuma - BANGKITNYA HINDU

Jumat, 31 Juli 2015

MABUK TERPARAH DI DUNIA

Slim : Hari ini begitu bahagia. Semuanya seperti tersenyum kepadaku.
Sindu : kalau kamu bahagia, aku juga turut bahagia.
Kris : Aku sebagai sehabat kamu pasti ikut bahagia dong. Ngomong2 kenapa kamu bahagia sekali ?
Slim : begitu lama aku menunggu hal ini, akhirnya tiba juga. Seorang wanita Bali sudah mencuri hatiku…hatiku,,,,
Sindu : ha ha ha ha ,,,ternyata si Slim lagi mabok cinta. Yah,,, semoga ia berhasil. Dari dulu kamu nyari yang seiman eh,,,,malah jatuh cinta ama yang gak seiman.
Slim : Begitulah jodoh bro,,,,sudah di atur oleh Tuhan. Bener-bener aku lagi mabok cinta,,,,
Kris : kalau jodoh diatur oleh Tuhan, kalau dah mau cerai, itu kehendak kita berdua,,,xi,,,xi,,xi,,xi,,,Mari kita rayakan. Tadi kebetulan aku dikasi tuak ama tetangga, rasanya manis, mantap. Ayo Slim and Sindu coba.
Sindu : Boleh dong,,,,dikit aja ya. Biar gak sampai mabok. Ayo Slim coba !!!
Slim : Tidak,,,,,,,katakan tidak pada alcohol,,,itu haram,,,
Kris : ooooo haram ya?…..perasaan kamu kemarin beli obat batuk di Apotik. Obat batuk rata-rata ada alkoholnya lho.
Slim : yah,,,kalau buat kebaikan dan kesehatan boleh,,,,
Kris : xi,,xi,,,xi,,xi,,,ya deh ,,,suka-suka kamu. Dasar orang lagi mabok,,,,
Sindu : Kalian pernah lihat kan orang lagi mabok minuman keras ? Coba kalian ceritakan ciri-cirinya,,,
Kris : Jalannya terhuyung-huyung, tapi yang mabok itu merasa berjalan lurus dan suka mengganggu orang lain. Perkataanya banyak, ngoceh melelu, tanpa sadar semua keburukannya diungkap. Merasa paling benar, tidak ada boleh yang membantah. Terkadang orang mabok maksa orang lain biar ikut minum. Dikit-dikit marah dan mau ngajak berantem, kalau sampai kebablasan, orang mabuk bisa ngamuk dan berbahaya. Walaupun yang mabok orangnya dewasa, tapi kelakuannya mirip seperti anak kecil. Orang mabuk itu paling suka nyari-nyari perhatian,,,,,,,Lho,,,kenapa kamu nanya seperti itu Ndu ?
Sindu : karena mabuk minuman keras hampir mirip dengan mabok agama.
Slim : gimana ciri2 orang mabuk agama bro ? kok bisa mirip dengan orang yang mabuk miras ?
Sindu : Ciri-ciri orang mabuk agama sebagai berikut ; pertama ia merasa dirinya berada di jalan yang lurus dan agama lain dianggap memilih jalan yang salah. walaupun kelakuannya kemana-mana tapi ia tidak merasa, malah ia yakin dan mantap telah merasa berada di jalan yang lurus. Mereka tidak akan pernah merasa mengganggu kenyamanan orang lain, pagi-pagi buta mereka sudah membunyikan suara kenceng di tempat suci tanpa memikirkan umat lain yang masih terlela . Kedua ; ngasi ceramah di mana-mana, gak perduli orang yang diceramahin perlu apa tidak. Kita sering nonton sinetron kaya gini bukan ? setiap orang yang ia jumpai diceramahin…ayat-ayat diumbar seperti keran air bocor. Untung aja semut gak ikut diceramahin. Tar bisa-bisa semut masuk surga ha…ha.. ha.. . Ketiga ; merasa agamanya yang paling benar dan yang lain adalah salah dan sesat. Yang dianggapnya sesat, layak untuk diperangi. Kata “sesat” adalah kata yang paling ampuh untuk menghancurkan keyakinan di luar agamanya. Keempat ; kalau masih jumlah pemeluknya sedikit ia gunakan rumus, “agamamu agamaku”. Tapi kalau udah mayoritas, dia akan berteriak bahwa hukum agamanya harus ditegakkan (udah mulai maksa nih). Terkadang dalam diskusi-diskusi di dunia maya , orang yang mabuk agama akan cepat marah kalau sudah tidak bisa jawab. Yang tidak sesuai dengan kemauannya ditindak secara kasar sambil teriak-teriak nama Tuhan. Kalau sudah taraf kecanduan tingkat tinggi, seorang dengan gampangnya akan mencabut nyawa manusia lainnya atas nama Tuhan. Yang terakhir nih,,,orang mabuk agama berusaha berpenampilan seolah-olah dirinya paling “gamis’’ dia berusaha meniru semaksimal mungkin cara berpakaian dari mana asal agamanya itu.Dia mulai melupakan budaya, adat dan leluhurnya. Sambil berjalan mulutnya tak henti-henti komat-kamit, dia ingin menunjukan pada dunia, bahwa dia adalah orang yang paling bertaqwa pada Tuhan.
Slim : Kris,,,,,kenapa tatapan matamu ke aku ??? emang ciri2 diatas mirip dengan Aqu??
Kris : gak,,,santai aja,,,,Si Slim gak gitu kok,,,,si Slim itu baik,,,,, cuma mabok cinta. he he he he
Slim : dalam keyakinan kamu Sindu, apa ada orang yang mabuk agama ?
Sindu : sudah jelas, disetiap agama pasti ada orang-orang yang lagi mabuk. Ciri-cirinya juga mirip dengan yang aku sampaikan tadi. Dari yang mabok ringan hingga yang mabuk berat juga ada di Hindu. Yang mabok ringan mulai menghilangkan unsur2 budaya yang ia punya berganti dengan budaya lain. Yang mabuk berat sudah mulai hanya mengakui hanya ada 1 kitab yang dianggap paling benar dan yang lain keliru. Walaupun tergolong mabuk berat, tapi sesama penganut Hindu tidak akan pernah saling bantai dan saling serang.
Slim : bisa kau jelaskan penyebab mabuk agama itu ?
Sindu : Pertama ia meyakini adanya ayat-ayat bahwa kitabnya itu buatan 100% Tuhannya. Ditambah bahwa seolah-olah Tuhan berpihak pada agamanya saja dan mengutuk orang-orang di luar agamanya.
Kris : nah,,,cara menghilangkan mabok agama itu gimana bro ?
Sindu : jadilah orang yang spiritual. Yang aku maksud adalah spiritual dalam artian luas.
Slim : maksod loe ? apa aku kurang spiritual ? aku sembahyang pagi sore siang malam,,,apa masih kurang ?
Sindu : he he he he,,,,inget kan kemarin lambang tapak dara itu (+)?? . Ada 5 titik cara untuk mengukur dirimu apakah seorang spiritual atau tidak dalam keyakinanku sebagai Hindu. Akan aku jelaskan lagi 5 titik itu. Satu titik nilainya satu point. Dan masing-masing titik berisi 2 cara yaitu Bhakti secara Niskala (alam tidak nyata) dan Sekala (alam nyata). Secara Niskala dengan ritual upacara dan upakara namun secara sekala dengan tindakan-tindakan nyata. Adapun 5 titik itu adalah Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya , Butha Yadnya dan Manusia Yadnya. Contoh manusia Yadnya secara niskala adalah nyambutin, potong gigi dll. Contoh manusia yadnya secara sekala adalah membantu orang miskin dan orang yang terkena bencana. Tatwa/ filsafat tidak akan ada artinya sama sekali tanpa di praktekan. Jadi belum tentu orang yang memiliki ilmu sakti adalah orang yang spiritual, belum tentu juga orang yang bergaya ‘’gamis’ dengan segala cincin batu akik di jarinya adalah orang spiritual kalau ia tidak perduli terhadap alam dan sesama manusia dan mengabaikan ajaran Tatwam Asi dan Tri Hita Karana.
Kris : Oooo ada sekala-niskala ya Bro ???
Sindu : itulah keseimbangan. Jika bisa melakukan itu secara seimbang, Barulah berani menyebut diri kita sebagai seorang spiritual atau seorang yang berbakti pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kalau cuma rajin sembahyang di pura, itu kan pointnya baru 1 he he he,,,masih butuh 4 point lagi.
Kris : pantesan,,,ada teman aku si Bule,,,,namanya Roberto,,,,dia tidak beragama,,,,,tapi dia sangat sayang pada manusia lainnya. Dimana ada bencana, dia selalu hadir menyumbangkan materi dan tenaganya, dia suka merawat binatang dan banyak hewan langka diselamatkannya, ia rajin menanam pohon, serta banyak memberi pada guru suci di pesraman, pesantren dan gereja. Ia selalu menolong siapa saja tanpa perduli agamanya. Kelihatan sekali ia bahagia menjadi seorang manusia. Kalau aku hitung2 si Bule ini pointnya udah 4,,,,,aku baru 1,,,,ha ha ha ha ha ha ,,,,,Jadi si Roberto ini lebih layak disebut mendekati orang spiritual ya ,,,ketimbang Aku,,,,,,
Sindu : ha ha ha,,,,bisa jadi si Roberto nantinya lahir kembali sebagai seorang Brahmana hebat,,,karena itu yang belum ia kerjakan. Kalau kita mengejar ke 5 point di atas, kita tidak akan pernah menjadi manusia yang mabuk agama. Jadi apa yang kita petik saat ini, adalah akibat apa yang kita tanam sebelumnya. Bagaimana kita bisa memetik hari ini kalau sebelumnya kita tidak pernah menanam ?
Slim : ada cara lain gak bro biar kita gak disebut mabuk agama ?
Sindu : pelajari kitabmu secara baik dan kupaslah pelan-pelan secara bijaksana,,,,,setelah itu pelajari juga kitab suci agama lainnya. Kalau kita mempelajari banyak kitab suci agama lain, kita akan menemukan kebenaran yang bertingkat-tingkat. Tugas kita adalah selalu menaikan kebenaran itu. Kalau hanya mempelajari 1 agama saja, dijamin kita akan seperti cerita “katak-katak dalam sumur” yang merasa sumurnya itu yang paling luas.
Slim : Berarti obat mabuk agama adalah berpengetahuan luas ya ?
Sindu : Betul…seperti lambang Dewa Brahma bermuka 4 sebagai Dewa Pencipta dengan sakti beliau adalah Dewi Saraswati lambang dari Ilmu pengetahuan. Artinya Seseorang yang memiliki pengetahuan luas, ia akan mampu menciptakan sesuatu. Namun Penciptaan tidak akan terjadi apabila tidak memilik ilmu pengetahuan. Nah,,,aku mau kasi kalian seloka dari kitab Sarasmuscaya Sloka 35. “Sesungguhnya semua agama memiliki tujuan yang sama. Semua agama mengajarkan kebajikan/kebenaran untuk mencapai alam surga dan pembebasan dari kesengsaraan; namun cara masing-masing dalam mencari kebenaran berbeda-beda. Agama yang bingung membenarkan yang tidak benar. Kebenaran kelompok dianggapnya kebenaran untuk semua, hingga akhirnya menyalahkan yang sesungguhnya benar (kebenaran hakiki yang dapat diterima diberbagai kalangan). Bahkan agama yang bingung ada yang menyatakan bahwa kebenaan itu ada didalam goa; atau Tuhan hanya milik kelompoknya saja.”
Semoga bermanfaat

Sumber : Robert Kusuma - BANGKITNYA HINDU