Slim : Ternyata kita udah 14 kali ketemu berdialog masalah keyakinan.
Kris : Sedikit demi sedikit aku mulai ketahui tentang Hindu. Dulu aku
beranggapan bahwa Hindu itu agama yang sudah usang dan kuno. Mulai dari
teori Dewa-dewi, Lahir kembali, dls.
Sindu : ha ha ha….kalian
bertanya, ya aku berusaha jawab. Kalaupun jawabanku agak sedikit liar
dan menyinggung perasaan kalian, aku mohon maaf. Berbicara pada kalian
yang beda keyakinan, sangat sulit tidak menyentuh atau membuat sebuah
perbandingan. Tapi beruntung aku punya sahabat seperti Slim dan Kris
yang mau terbuka bahwa kita memang perlu mempelajari, membandingkan dan
membedah masing-masing kitab. Kenapa ? karena kita beragama bukan
karena pilihan kita sendiri tapi pilihan orang tua. Di luar negri
khususnya di Negara-negara maju, memang ada mata kuliah yang khusus
mempelajari agama-agama yang ada.
Kris : Santai aja Ndu,,,,mari
kita bertukar pikiran. Oh ya…beberapa hari yang lalu aku sempat lewat di
Wilayah Bali bagian Timur. Ada sebuah pura dimana aku lihat ramai
sekali dan semua orang berpakaian adat Bali. Karena penasaran, aku mulai
mendekat, dan ternyata di dalam pura ada arena judi tajen. Yang Aku mau
tanyakan bro, kok bisa di dalam Pura ada judi ? apa memang di bolehkan
hal tersebut di agama Hindu ?
Slim : nah,,,,Ndu. Kayaknya yang ini kamu gak bisa ngelak. Kok bisa ditempat suci ada hal semacam itu ?
Sindu : hemmmm….ya itu memang betul bro. Tapi itu oknum
Slim : Giliran gak bisa ngelak, pasti dibilang oknum.
Kris : Hayo Ndu akui saja, kalau diagamamu memang membolehkan judi itu
terutama sabung ayam. Ya Kan ? neh,,,neh,,,neh,,,,si Sindu lagi ngelihat
langit,,,,tanda-tanda gak bisa jawab,,,,
Sindu : dalam agamau boleh gak judi itu Slim ?
Slim : jelas enggak lah bro,,,,haram,,,seperti Bang Roma katakan “ judi,,,merusak keimanan”..
Sindu : Kalau dalam agamamu boleh gak judi itu Kris ???
Kris : ho ho ho,,,jangan di tanya lagi, jelas itu dilarang.
Sindu : kalau gitu sama dong…dilarang juga.
Kris : tapi itu buktinya ? jelas2 dilakukan di pura…hayoooo..emang
aparat desa atau desa adat tidak mengerti agama ? kok dibiarkan ???
Slim : belum lagi kalau odalan dan ngenteg linggih. Pokoknya judi
ramai,,,,,,makin ramai judi, julanku makin laris lho,,,, mereka sibuk
judi, aku sibuk jualan,,,nanti kalau yang kalah jual mobil atau tanah,
biar aku yang beli,,,,ha ha ha ha ,,,,
Sindu : hik,,,hik,,,hik,,,,
Slim : kenapa Ndu kamu sampai nangis ? maaf aku gak bawa tisu,,,
Sindu : begitulah pinter-pinternya orang untuk melakukan pembenaran.
Ada banyak sekali aturan-aturan yang tegas melarang judi itu. Baik dari
sloka-sloka dan cerita-cerita Itihasa. Tapi orang yang pinter membuat
pembenaran, akan selalu mengaburkan kebenaran. Nah ini ada temanku si
Lecir datang. Aku mau panggil dulu dia. Hai Cir,,,sini dong duduk bareng
kita!!
Lecir : Ya Bli Sindu. Ada apa ?
Sindu : mau kemana Cir ?
Lecir : Mau berangkat ke tajen Bli. Bli mau ikut ?
Sindu : enggak. Cuma nanya aja. Ngomong-ngomong udah berapa lama kamu
main judi Cir ? dan berapa banyak hasil yang sudah kamu dapatkan ?
Lecir : udah 5 tahun Bli. Boro-boro dapat hasil Bli, tanah leluhur saya
dipinggir laut sudah habis saya jual. Rencana mau jual lagi tanah tempat
tinggal saya yang sekarang. Harga murah, soalnya terbelit hutang.
Sindu : kalau sudah terbelit hutang yang besar, kenapa kamu tetap main judi juga ?
Lecir : he he he ,,,,siapa tau ada harapan menang Bli dan bisa dapat
modalnya lagi. Kini Istri juga dah mau cerai, anak-anak kini tinggal
sama mertua. Begitulah Bli, aku sangat menderita tapi tidak bisa lepas
dari judi ini. Hai Slim, apa kamu mau beli tanahku ?
Slim : asal dijual murah, aku beli bro,,,,biar saudaraku gak ngontrak lagi jualan bakso.
Sindu : berarti bener apa yang dikatakan sloka ini : “Penjudi yang
telah kalah tiak dihargai oleh siapapun. Ibu mertuanya membencinya,
istri pun melarangnya pulang ke rumah, ia bagaikan pengemis yang tidak
dikasihani oleh siapapun, bagaikan kuda yang telah tua yang tidak lagi
berguna, ia tidak dapat menikmati kehidupan sebagai penjudi lagi (
Rgveda : 10.34.3)”.
Lecir : Betul Bli. Terus terang aku terkadang
mencuri ke rumah tetangga agar bisa bertahan hidup. Belum lagi aku
hutang sana hutang sini. Karena semuanya sudah habis. Malu juga meminta
terus sama ibuku .
Sindu : berarti bener apa yang dikatakan oleh
sloka ini : wahai penjudi, ketika kamu pergi kesana kemari untuk
berjudi, istri dan ibumu mendapatkan kesengsaraan dan kesedihan. Untuk
mencari uang kamu selalu berhutang, mencuri dan memasuki rumah orang
lain, sehingga membuat orang tercekam dalam ketakutan, terutama di malam
hari. (Rgveda :10.34.10)
Lecir : Betul Bli. Bulan lalu, aku juga digrebek ama polisi dan berada di sel tahanan berhari-hari. Sangat menyakitkan.
Sindu : Betul apa yang dikatakan sloka ini : Perjudian dan pertaruhan
supaya benar-benar dikeluarkan dari wilayah Pemerintahan karena kedua
hal itu menyebabkan kehancuran negara. (Manawa Dharmasastra.IX.221 )
Kris : ce ce ce ce ce
Slim : ce ce ce ce ce
Sindu : kenapa tiba-tiba ada banyak cicak ?
Lecir : Bli, adakah solusi untuk diriku ?
Sindu : solusinya adalah sloka ini : “Wahai penjudi jangan bermain
judi, lebih baik menjadi petani, di sanalah kekayaan berlimpah ruah,
disanalah sapi peliharaanmu, disanalah kebahagiaan istrimu,demikian
dikatakan oleh Dewa Sivata ( Rgveda10.34.13)”.
Slim : Weeeekkk ternyata di Hindu lengkap ya. Dari ayat larangan judi hingga solusi….
Sindu : Intinya sloka ini Bro ; Jangan bermain judi ( Rgveda 10.34.13)
Lecir : tapi bagaimana cara melepaskan kebiasaan buruk ini ?
Sindu : gini bro caranya. Kamu kan sudah kalah hingga milyaran rupiah.
Berarti kamu sedang membuat usaha atau perusahan besar yang bermodalkan
milyaran rupiah. Sekarang buatlah pembukuan dengan 2 kolom. Isinya Kolom
menang dan kolom kalah. Jika kamu menang, isi angka di kolom tersebut,
jika kalah isi juga di kolom kalah. Totalkan selalu setiap terjadi
transaksi. Jika kamu bisa melihat angka kalahmu lebih besar, saya kira
kamu akan berhenti. Sama seperti punya perusahan yang rugi terus
menerus. Sang pemilik perusahan pasti akan menutup perusahan yang merugi
itu.
Kris : he he he ,,,bener bro,,pasti gak ada penjudi yang punya pembukuan. Kalau ada, pasti ia cepet nyadar,,,,
Slim : Sin,,kanapa kamu belum jawab kok di Pura bisa ada Judi? kalau
gak bisa jawab, lambaikan tanganmu,,,,,disini ada kamera ,,,biar aku
jepret dirimu…..
Sindu : itu adalah Tabuh Rah. Tabuh rah adalah
taburan darah binatang korban yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara
agama (yadnya). Dasar-dasar penggunaan Tabuh Rah termuat dalam Lontar
Siwatattwapurana dan lontar Yadnyaprakerti. Penaburan darah dilaksanakan
dengan menyembelih, "perang satha " (telung perahatan) dilengkapi
dengan adu- aduan : kemiri; telur; kelapa; andel- andel; beserta
upakaranya. Ritual Tabuh Rah yang sebenarnya adalah melepas 2 ekor ayam
jantan yang mempunyai taring di kakinya untuk di adu. Begitu tiga kali
ayam itu melakukan benturan "tiga parahatan" (3 sehet), ritual itu sudah
selesai. Ayam yang dilepas tidak memakai taji dan taruahan. Arti dari
ritual itu adalah; Hidup ini penuh dengan pertarungan. Jangan pernah
menyerah sampai titik darah penghabisan. Butuh semangat untuk berjuang
dan melawan kelemahan-kelemahan kita. Taring yang tajam pada tanduk ayam
bisa diibaratkan pikiran yang cerdas adalah senjata utama untuk
mengarungi kehidupan ini. Disamping itu harapannya adalah agar manusia2
yang melaksanakan upacara tersebut memiliki nyali yang besar untuk
melawan ketidak benaran dan tidak takut untuk kalah.
Slim : berarti orang2 yang melakukan tajen di Pura atau tempat suci itu sedang memplesetkan ajaran Dharma?
Sindu : ya betul, mereka berusaha melakukan pembenaran atas ketidak
benaran. Belum lagi dalih mereka mengadakan judi tajen untuk pembangunan
tempat suci. Bagaimana bisa menjadi tempat suci kalau sumber untuk
membuat tempat suci itu berasal dari hal-hal yang negative? kenapa tidak
sekalian membuat tempat suci sumber dananya dari penjualan narkoba ?
Sudah jelas judi dilarang dalam agama Hindu karena bisa merusak generasi
muda terutama hancurnya kejujuran dan integritas. Dalam cerita
Mahabaratha juga sudah digambarkan bagaimana Panca Pandawa hidupnya
hancur dan menderita akibat judi. Serta dalam cerita babad Manik
Angkeran yang merupakan putra dari Mpu Sidimantra juga hancur hidupnya
akibat judi.
Lecir : Ya Bli. Karena tanahku sudah habis, tidak ada lagi tempat untuk bertani, aku transmigrasi aja.
Sindu : ya itu ide bagus kawan,,,,kalau kamu nantinya sudah berhasil di
tanah rantau, jangan lupa beli lagi tanah di Bali ya. Biar tidak
dimiliki semua oleh orang asing dan orang dauh tukad.
Slim : wah,,,,wah,,,wah,,,,ternyata Hindu asyik ye,,,,,
Semoga bermanfaat
Sumber : Robert Kusuma - BANGKITNYA HINDU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar