Tidak terkecuali untuk memuja Dewa Siwa. Dalam Siwa purana
disebutkan enam belas mantra yang harus diucapkan ketika melakukan pemujaan.
Upacara yang dilakukan diantaranya adalah dhyana, avahana, arghya, paadya,
snana, vastram,yajnopavitram, dhoop, deep, naivedya dan lainnya.
Beberapa dewa melakukan pemujaan pada Lingga. Lingga banyak macamnya, lingga bisa dibuat dari permata, emas, perak, bahkan tanah liat. lingga yang paling berharga adalah bhavalingga yang terdapat pada bhaa-pikiran tapi ini hanya memungkinkan bagi seorang yogi.
Selain itu, yang dapat dihaturkan adalah, bunga, biji-bijian, memandikan patung dengan susu, madu, gula serta sari buah dan air dari sungai gangga akan menghasilkan pahala yang baik dan berkah dari surgawi.
Beberapa dewa melakukan pemujaan pada Lingga. Lingga banyak macamnya, lingga bisa dibuat dari permata, emas, perak, bahkan tanah liat. lingga yang paling berharga adalah bhavalingga yang terdapat pada bhaa-pikiran tapi ini hanya memungkinkan bagi seorang yogi.
Selain itu, yang dapat dihaturkan adalah, bunga, biji-bijian, memandikan patung dengan susu, madu, gula serta sari buah dan air dari sungai gangga akan menghasilkan pahala yang baik dan berkah dari surgawi.
Keagungan Siwa
Zaman dahulu kala, di Kirata negara hiduplah seorang
brahmana yang bernama Devaraja, ia menjalani kehidupannya secara tidak teratur.
tidak pernah mandi dan jarang melakukan doa. satu-satunya tujuan dalam hidupnya
adalah menghasilkan kekayaan dan menghamburkannya. Suatu hari ia, pergi
ke kolam dan bertemu dengan seorang wanita bernama Shobawati, Ia terperangkap,
Shobawati mencampakannya setelah semua uang Devaraja diambil.
Devaraja melakukan perjalan, dan tiba pada suatu tempat yang
bernama Pratisthana Pura, ia jatuh sakit. Ia merasa ajalnya sudah dekat iapun
segera berlindung di kuil Dewa Siwa. Ia hanya berbaring dan tidak bisa
bergerak. Yang ia dengar hanyalah purana dan juga wacana keagamaan . wacana
tersebut berhenti pada saat nafas terakhirnya berhembus.
utusan Dewa kematian datang menjemput arwah brahmana itu menuju tempat mereka. Namun dihalangi oleh utusan Siwa, Siwaduta oleh karenanya arwah brahmana itu terbebas dari utusan Yama. Utusan Siwa mengatakan bagaimanapun hidupnya, bagaimana cara hidupnya pada hari-hari terakhirnya ia telah mendengarkan Siwa Purana yang menghapus segala dosanya.
sumber :Siva Purana. terjemahan IGA Dewi Paramita,S.S
utusan Dewa kematian datang menjemput arwah brahmana itu menuju tempat mereka. Namun dihalangi oleh utusan Siwa, Siwaduta oleh karenanya arwah brahmana itu terbebas dari utusan Yama. Utusan Siwa mengatakan bagaimanapun hidupnya, bagaimana cara hidupnya pada hari-hari terakhirnya ia telah mendengarkan Siwa Purana yang menghapus segala dosanya.
sumber :Siva Purana. terjemahan IGA Dewi Paramita,S.S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar