Selasa, 26 Maret 2019

Tugu Prasasti Sri Dharma Wangsa di Desa Pakis Jawa Timur

Alkisah,lahir sorang anak keturunan raja agung Tanah Jawa, oleh SRI MANU MANASA -sang ayah-diberikan nama Sri Dharma Wangsa.

Sang anak tumbuh besar dalam suatu lingkungan masyarakat jawa berbudi luhur yang tertata rapi system sosialnya. Masyarakat yang akrab dengan alam subur tanah jawa.
Tanah itu adalah Medang Kemulan, bagian timur pulau dengan seribu gunung, pulau Jawa. Sang Ayah, merupakan raja dan panutan masyarakatnya.

Mewarisi kearifan sang ayah dan leluhurnya, Sri Dharma Wangsa memerintah medang kemulan dan memperistri Sri dewi Makuta dharma wardani, salah seorang cicit dari Raja Sendok di Watu Galuh.
Karena kearifannya juga, Sri Dharma Wangsa menjadi pemimpin wilayah yang luas, sehingga ibukota kerajaannya dipindahkan ke Watan, di kaki gunung penanggungan (sebelah selatan sidoarjo).
Dari Watan, beliau mengembangkan kerajaannya dengan banyak perhatian kepada kebudayaan masyarakatnya, termasuk pengadaan 9 parwa Maha Bharata yang dirangkum dari 18 parwa sebagai salah satu sumber ilmu kemasyarakatan dan pemerintahan.
Beliau juga membangun banyak candi, termasuk pura besakih yang dilaksanakan oleh Sri Udayana Warma dewa.

Sri Dharma wangsa mempunyai 2 orang anak, seorang putra bernama Sri Kameswara dan seorang putri bernama Diah Kili suci,Putri ini dipersunting oleh Sri Airlangga, yang bersama-sama melanjutkan pemerintahan dan akhirnya menurunkan keluarga Arya Kresna Kepakisan sebagai salah satu keturunannya di Bali dan lebih banyak lagi keturunannya yang tinggal di Jawa, di tanah leluhurnya.

SHRI NARARYA KRESHNA KEPAKISAN, adalah persatuan persaudaraan satu keturunan, satu pura kawitan, satu pedharman, satu babad yang sebagian ada di Bali yang bertugas berat untuk mengayomi anggota persaudaraan dalam melaksanakan Bhakti kepada Tuhan - Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan juga dalam menghirmati lelehur.

Dalam lingkup tugas itu pula, pesemetonan mengingatkan arti penting sejarah sebagaimana juga pentingnya menyikapi masa depan dalam suatu visi mulia bersama.
Semoga selalu berada dalam lindungan berkah dan kasih Tuhan,
Dengan menyebut nama besarNya dilandasi niat baik, kami memberanikan diri mengajukan permohonan permintaan ijin untuk mendirikan tugu prasasti untuk memuliakan leluhur dan mengingatkan tanah lahir leluhur kami.

Kami sebagai warga pesemetonan Sri Nararya Kresna Kepakisan di Bali, memahami sekali arti penting keterikatan kepada sejarah--bahwa leluhur kami berasal dari tanah Jawa–dan menyadari perlunya ikatan bathin dengan bumi dan masyarakat di tanah leluhur.
Penghormatan terhadap leluhur adalah salah satu dasar kepercayaan kami,demikian juga dengan membina hubungan baik antara sesama manusia.

Atas dasar itu pula, dengan tidak menyampingkan rasa hormat terhadap masyarakat sekitar, kami bermaksud untuk mendirikan tugu prasasti bagi Raja Agung Sri Dharma Wangsa sebagai salah satu leluhur yang berjasa penting bagi perkembangan anak keturunan kami baik masa lalu maupun masa yang akan datang.

Semoga permohonan kami ini mendapatkan sambutan yang baik seiring dengan hati bersih memuliakan sejarah kita bersama.

Semoga pendahuluan ini bisa menciptakan kedamaian di hati pembacanya, kedamaian di dunia, dan damai selalu.

Sumber : https://srinararyakresnakepakisan.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar