Alkisah,lahir sorang anak keturunan raja agung Tanah Jawa, oleh SRI MANU MANASA -sang ayah-diberikan nama Sri Dharma Wangsa.
Sang anak tumbuh besar dalam suatu lingkungan masyarakat jawa berbudi
luhur yang tertata rapi system sosialnya. Masyarakat yang akrab dengan
alam subur tanah jawa.
Tanah itu adalah Medang Kemulan, bagian
timur pulau dengan seribu gunung, pulau Jawa. Sang Ayah, merupakan raja
dan panutan masyarakatnya.
Mewarisi kearifan sang ayah dan
leluhurnya, Sri Dharma Wangsa memerintah medang kemulan dan memperistri
Sri dewi Makuta dharma wardani, salah seorang cicit dari Raja Sendok di
Watu Galuh.
Karena kearifannya juga, Sri Dharma Wangsa menjadi
pemimpin wilayah yang luas, sehingga ibukota kerajaannya dipindahkan ke
Watan, di kaki gunung penanggungan (sebelah selatan sidoarjo).
Dari Watan, beliau mengembangkan kerajaannya dengan banyak perhatian
kepada kebudayaan masyarakatnya, termasuk pengadaan 9 parwa Maha Bharata
yang dirangkum dari 18 parwa sebagai salah satu sumber ilmu
kemasyarakatan dan pemerintahan.
Beliau juga membangun banyak candi, termasuk pura besakih yang dilaksanakan oleh Sri Udayana Warma dewa.
Sri Dharma wangsa mempunyai 2 orang anak, seorang putra bernama Sri
Kameswara dan seorang putri bernama Diah Kili suci,Putri ini
dipersunting oleh Sri Airlangga, yang bersama-sama melanjutkan
pemerintahan dan akhirnya menurunkan keluarga Arya Kresna Kepakisan
sebagai salah satu keturunannya di Bali dan lebih banyak lagi
keturunannya yang tinggal di Jawa, di tanah leluhurnya.
SHRI
NARARYA KRESHNA KEPAKISAN, adalah persatuan persaudaraan satu keturunan,
satu pura kawitan, satu pedharman, satu babad yang sebagian ada di Bali
yang bertugas berat untuk mengayomi anggota persaudaraan dalam
melaksanakan Bhakti kepada Tuhan - Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan juga dalam menghirmati lelehur.
Dalam lingkup tugas itu pula, pesemetonan mengingatkan arti penting
sejarah sebagaimana juga pentingnya menyikapi masa depan dalam suatu
visi mulia bersama.
Semoga selalu berada dalam lindungan berkah dan kasih Tuhan,
Dengan menyebut nama besarNya dilandasi niat baik, kami memberanikan
diri mengajukan permohonan permintaan ijin untuk mendirikan tugu
prasasti untuk memuliakan leluhur dan mengingatkan tanah lahir leluhur
kami.
Kami sebagai warga pesemetonan Sri Nararya Kresna
Kepakisan di Bali, memahami sekali arti penting keterikatan kepada
sejarah--bahwa leluhur kami berasal dari tanah Jawa–dan menyadari
perlunya ikatan bathin dengan bumi dan masyarakat di tanah leluhur.
Penghormatan terhadap leluhur adalah salah satu dasar kepercayaan
kami,demikian juga dengan membina hubungan baik antara sesama manusia.
Atas dasar itu pula, dengan tidak menyampingkan rasa hormat terhadap
masyarakat sekitar, kami bermaksud untuk mendirikan tugu prasasti bagi
Raja Agung Sri Dharma Wangsa sebagai salah satu leluhur yang berjasa
penting bagi perkembangan anak keturunan kami baik masa lalu maupun masa
yang akan datang.
Semoga permohonan kami ini mendapatkan sambutan yang baik seiring dengan hati bersih memuliakan sejarah kita bersama.
Semoga pendahuluan ini bisa menciptakan kedamaian di hati pembacanya, kedamaian di dunia, dan damai selalu.
Sumber : https://srinararyakresnakepakisan.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar